Mercedes-Benz, melalui divisi truk dan busnya, telah mengungkapkan berbagai tantangan yang dihadapi dalam pengembangan bus listrik di Indonesia. Menurut Daimler, produsen bus dan truk Mercedes-Benz, terdapat beberapa rintangan utama yang harus diatasi, termasuk ketersediaan infrastruktur pengisian daya dan kompleksitas dalam pengelolaan baterai bus listrik yang memiliki bobot sangat berat.
Pengembangan bus listrik di Indonesia masih terhambat oleh ketersediaan fasilitas SPKLU atau stasiun pengisian daya. Selain itu, penanganan baterai bus listrik juga menjadi perhatian khusus karena bobotnya yang mencapai sekitar 600 kg, memerlukan alat khusus untuk mengangkatnya.
Daimler telah meluncurkan bus listrik perkotaan eCitaro dan truk listrik eActros secara global. Di Brasil, divisi bus Mercedes-Benz juga telah memperkenalkan sasis eO500U yang dirancang untuk transportasi perkotaan dengan konsep lantai rendah.
Namun, tantangan baru muncul dengan aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40% yang diberlakukan oleh pemerintah Indonesia, yang mengharuskan bus listrik dirakit secara lokal. Hal ini menambah kompleksitas dalam proses pengembangan dan penyediaan bus listrik di Indonesia.
Mercedes-Benz berkomitmen untuk mengatasi tantangan-tantangan ini dan berencana untuk memperkenalkan bus listriknya di Indonesia pada akhir tahun 2024 atau awal tahun 2025.