Jakarta – Sebuah lompatan besar dalam industri otomotif akan segera terjadi dengan dimulainya produksi Toyota Hilux EV tahun depan. Kendaraan ini diharapkan menjadi jawaban atas tantangan lingkungan dan keberlanjutan energi, sekaligus menandai berakhirnya era ‘cumi-cumi darat’, julukan untuk mesin kendaraan diesel yang mengeluarkan asap hitam pekat.
Noriaki Yamashita, Presiden unit Toyota di Thailand, mengumumkan bahwa Hilux EV dapat siap diproduksi pada akhir tahun depan, menanggapi kompetisi yang semakin ketat di segmen kendaraan listrik. Meskipun belum diungkapkan secara spesifik lokasi produksinya, Thailand telah lama menjadi pusat pembuatan mobil truk pickup di Asia Tenggara dan pasar penting bagi Hilux.
Pada tahun 2022, versi konsep truk serba listrik telah dipamerkan untuk merayakan ulang tahun ke-60 Toyota di Thailand. Prototipe tersebut sebagian dikembangkan di negara tersebut, yang merupakan pusat manufaktur untuk kawasan ini.
Kehadiran Hilux EV ini juga merupakan respons terhadap pengumuman pemerintah Thailand beberapa hari sebelumnya tentang Isuzu, yang akan memproduksi versi bertenaga baterai dari truk pikapnya, D-MAX, di Thailand pada tahun 2025.
Dengan dominasi pasar pikap Eropa sekitar 30 persen, Emmanuel Beaune, kepala divisi kendaraan komersial untuk benua Eropa, mengungkapkan bahwa pihaknya sedang mempelajari prospek untuk memperkenalkan Hilux listrik kepada pelanggan Eropa.
Perubahan ke arah kendaraan listrik ini tidak hanya mencerminkan komitmen Toyota terhadap inovasi dan keberlanjutan tetapi juga menunjukkan pergeseran industri otomotif global menuju masa depan yang lebih hijau.