Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus ASEAN-Australia di Melbourne, Australia, pada Rabu (6/3). Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menyoroti pentingnya percepatan transisi energi dan pembangunan ekosistem kendaraan listrik (EV) di kawasan ASEAN. Jokowi mengajak Australia untuk mendukung inisiatif tersebut melalui investasi, transfer teknologi, dan kerja sama rantai pasok mineral kritis.
Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia dan ASEAN memiliki potensi besar untuk mengembangkan kendaraan listrik, baik dari sisi pasar, sumber daya, maupun industri. Indonesia sendiri telah menetapkan target untuk mencapai 23% bauran energi terbarukan pada tahun 2025 dan 41% pada tahun 2030. Selain itu, Indonesia juga berencana untuk memproduksi 20% kendaraan listrik dari total produksi kendaraan pada tahun 2025.
Untuk mewujudkan target tersebut, Jokowi mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan dukungan dan kemitraan dari negara-negara lain, termasuk Australia. Jokowi menyambut baik penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) tentang Kolaborasi Kendaraan Listrik antara Indonesia dan Australia pada tahun lalu. Jokowi berharap MoU tersebut dapat segera diimplementasikan melalui pembentukan joint steering committee dan penyusunan work plan.
"Khusus terkait nikel, saya mendorong kedua negara dapat lebih mengedepankan kolaborasi daripada berkompetisi," kata Jokowi. Nikel merupakan salah satu mineral kritis yang dibutuhkan untuk pembuatan baterai kendaraan listrik. Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, sedangkan Australia memiliki teknologi pengolahan nikel yang maju.
Jokowi juga menegaskan bahwa Indonesia menentang kampanye hitam dan diskriminatif yang menggunakan dalih lingkungan hidup yang tidak berdasarkan bukti-bukti saintifik. Jokowi mengajak Australia untuk bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Dalam KTT ASEAN-Australia, Jokowi juga membahas isu-isu strategis lainnya, seperti kerja sama ekonomi digital, integrasi ekonomi, dan stabilitas kawasan Indo-Pasifik. Jokowi menilai, Australia adalah mitra strategis Indonesia dan ASEAN di kawasan Indo-Pasifik. Jokowi berharap, hubungan kemitraan antara ASEAN dan Australia dapat semakin erat dan saling menguntungkan.