Jakarta – Kebiasaan membonceng sepeda motor dengan posisi menyamping, terutama oleh wanita, masih sering terlihat di jalanan. Meski terkesan sepele, pakar keselamatan berkendara mengingatkan bahwa posisi ini menyimpan bahaya serius yang patut diwaspadai.
"Banyak yang menganggap ini biasa saja, padahal posisi duduk miring saat dibonceng sangat berisiko," ujar instruktur keselamatan berkendara dari sebuah training center ternama di Jakarta, Budi Santoso, saat dihubungi (tanggal hari ini).
Menurut Budi, posisi duduk menyamping mengganggu keseimbangan pengendara. Distribusi berat yang tidak merata membuat motor menjadi lebih sulit dikendalikan, terutama saat bermanuver.
"Bayangkan saat harus mengerem mendadak atau menghindari lubang. Keseimbangan langsung terganggu dan risiko terjatuh meningkat drastis," jelasnya.
Selain masalah keseimbangan, Budi juga menyoroti potensi cedera yang lebih parah saat terjadi kecelakaan.
"Saat terjatuh, tubuh cenderung akan menumpu pada satu sisi. Ini bisa mengakibatkan patah tulang atau cedera kepala yang serius, apalagi jika tidak menggunakan helm," tambahnya.
Lalu, bagaimana posisi membonceng yang aman? Budi menekankan pentingnya menghadap ke depan, dengan kedua kaki bertumpu pada footstep, dan berpegangan erat pada pengendara.
"Posisi ini memberikan keseimbangan yang optimal dan memungkinkan penumpang untuk bereaksi lebih cepat jika terjadi sesuatu yang tidak terduga," tegasnya.
Untuk itu, Budi mengimbau agar masyarakat mulai meninggalkan kebiasaan membonceng menyamping demi keselamatan bersama. "Keselamatan adalah prioritas utama. Jangan kompromi dengan risiko hanya karena alasan kenyamanan sesaat," pungkasnya.