Sekring mobil adalah salah satu komponen penting dalam sistem kelistrikan kendaraan. Fungsi sekring adalah mencegah terjadinya korsleting pada suatu jalur kelistrikan. Jika ada arus listrik terlalu besar atau korsleting, maka sekring menjadi pengaman pertama agar tidak terjadi panas berlebih pada kabel. Namun, apa yang terjadi jika kita mengganti sekring mobil dengan ukuran yang lebih besar dari aslinya? Apakah hal ini bisa meningkatkan kinerja kelistrikan mobil? Atau justru membawa bahaya?
Menurut beberapa ahli otomotif, mengganti sekring mobil dengan ukuran ampere lebih besar dari aslinya justru bisa memicu bahaya. Salah satu bahayanya adalah mobil terbakar. Hal ini karena sekring yang terlalu besar tidak akan putus jika ada arus listrik yang melebihi kapasitas kabel dan komponen. Sehingga, kabel akan menjadi panas dan meleleh, dan terjadilah korsleting arus listrik. Apalagi jika kabel yang digunakan adalah kabel sambungan atau akal-akalan, bukan kabel standar bawaan pabrik. Kabel sambungan tidak dilengkapi dengan jaket kabel yang bisa melindungi dari api.
Selain itu, mengganti sekring mobil dengan ukuran lebih besar juga bisa merusak komponen kelistrikan lainnya, seperti relay, switch, lampu, dan lain-lain. Hal ini karena arus listrik yang terlalu besar bisa membuat komponen tersebut menjadi panas dan rusak. Jika komponen kelistrikan rusak, maka bisa berpengaruh pada kinerja dan keselamatan mobil. Misalnya, lampu tidak menyala, klakson tidak berbunyi, atau rem tidak berfungsi.
Oleh karena itu, sebaiknya kita menggunakan sekring mobil sesuai dengan spesifikasi yang sudah dianjurkan oleh pabrikan. Jangan ganti dengan ukuran lebih besar dengan alasan ingin meningkatkan kinerja kelistrikan mobil. Karena hal ini justru bisa membahayakan diri kita sendiri dan orang lain. Jika sekring mobil sering putus, maka kita harus mencari penyebabnya, bukan menggantinya dengan sekring yang lebih besar. Penyebab sekring mobil sering putus bisa bermacam-macam, seperti ada kabel yang bocor, ada komponen yang rusak, atau ada instalasi yang tidak benar.