V-Belt, si karet penghubung tenaga di motor matic, sering terlupakan. Padahal, komponen ini vital untuk menyalurkan daya dari mesin ke roda belakang. Jika V-Belt bermasalah, performa motor bisa langsung drop dan bahkan mogok di jalan.
Banyak pengendara abai, baru sadar saat V-Belt putus atau menunjukkan gejala aneh. Padahal, penggantian rutin adalah kunci menjaga performa motor matic tetap prima.
"Idealnya, V-Belt diganti setiap 20.000 kilometer," ujar Herman, mekanik dari bengkel motor Jaya Makmur, saat dihubungi, Senin (10/3/2025). "Tapi, ini bukan patokan mati. Gaya berkendara dan kondisi jalan juga berpengaruh."
Lalu, bagaimana cara mengetahui kalau V-Belt motor matic sudah minta jajan? Herman menjelaskan beberapa ciri-ciri yang patut diwaspadai:
- Suara Berdecit: Bunyi aneh dari area CVT, terutama saat akselerasi, bisa jadi indikasi V-Belt mulai aus dan selip.
- Akselerasi Loyo: Tarikan gas terasa berat dan respons motor lambat, meskipun putaran mesin sudah tinggi.
- Getaran Berlebih: Muncul getaran yang tidak biasa, terutama saat kecepatan menengah ke atas.
- Visual Retak atau Getas: Periksa kondisi fisik V-Belt. Jika terlihat retak-retak atau terasa getas saat ditekan, sebaiknya segera diganti.
"Jangan tunda penggantian kalau sudah muncul tanda-tanda itu," tegas Herman. "V-Belt yang jebol bisa merusak komponen CVT lainnya, seperti pulley dan roller. Biaya perbaikannya bisa jauh lebih mahal."
Selain penggantian berkala, perawatan CVT juga penting. Bersihkan CVT secara rutin dari debu dan kotoran. Gunakan cairan pembersih khusus CVT untuk hasil yang maksimal.
Dengan perawatan yang tepat dan penggantian V-Belt sesuai jadwal, motor matic kesayangan Anda akan tetap nyaman dikendarai dan terhindar dari masalah yang tidak diinginkan. Jangan sampai V-Belt putus di jalan, ya!