Jakarta – Musim hujan di Jakarta dan sekitarnya membawa serta ancaman banjir yang tak hanya merugikan secara materiil, tapi juga berpotensi menguras dompet pemilik kendaraan bermotor. Pasalnya, mobil yang terendam banjir berisiko tinggi mengalami kerusakan serius, mulai dari masalah kelistrikan hingga water hammer yang mematikan.

Lantas, berapa biaya yang harus disiapkan untuk memperbaiki mobil kesayangan yang menjadi korban banjir?

Angka yang beredar di kalangan bengkel cukup bervariasi, tergantung pada tingkat kerusakan, jenis mobil, dan kondisi saat terendam banjir. Seorang pemilik bengkel di Bekasi, Biso, menyebutkan bahwa biaya perbaikan mobil Jepang yang terendam banjir berkisar mulai dari Rp 5 juta. Biaya ini bisa membengkak tergantung pada komponen yang bermasalah.

"Spare part yang terendam air biasanya berkarat, terutama komponen elektronik, airbag, dan modul-modul. Sebisa mungkin, mobil langsung dibawa ke bengkel agar tidak perlu ada penggantian part," jelas Biso.

Sementara itu, pemilik mobil Eropa harus bersiap merogoh kocek lebih dalam. Biaya perbaikan bisa mencapai Rp 10 juta hingga Rp 15 juta. Hal ini disebabkan karena mobil Eropa umumnya memiliki sensor yang lebih banyak dan kompleks dibandingkan mobil Jepang.

Durasi perbaikan juga bervariasi, berkisar antara satu hingga dua minggu, tergantung pada seberapa parah mobil terendam banjir. Mobil yang terendam lumpur membutuhkan penanganan lebih detail, termasuk pembersihan menyeluruh dan pelapisan anti karat.

Namun, angka-angka tersebut bisa melonjak drastis jika mobil terendam dalam kondisi mesin menyala. Seorang praktisi otomotif, Lung Lung, mengungkapkan bahwa biaya perbaikan mobil yang terendam dalam kondisi mati berkisar antara Rp 30 juta hingga Rp 50 juta.

"Risiko paling besar adalah water hammer, terutama jika mobil dalam kondisi menyala saat terendam banjir. Biaya perbaikannya bisa jauh lebih mahal, bahkan mencapai Rp 70 juta untuk jenis mobil tertentu," ungkap Lung Lung.

Water hammer terjadi ketika air masuk ke dalam ruang bakar mesin melalui saluran intake. Air yang tidak bisa dikompresi akan memberikan tekanan ekstrem pada piston dan komponen internal mesin lainnya, menyebabkan kerusakan parah.

Tips Antisipasi dan Mitigasi Kerusakan Akibat Banjir

Mengingat biaya perbaikan yang tidak sedikit, ada baiknya pemilik kendaraan melakukan langkah-langkah antisipasi dan mitigasi untuk meminimalkan risiko kerusakan akibat banjir.

  • Hindari Melewati Genangan Air Tinggi: Jika memungkinkan, hindari melewati genangan air yang tinggi. Jika terpaksa, perhatikan batas ketinggian air yang aman untuk mobil Anda.
  • Matikan Mesin Jika Terjebak Banjir: Jika mobil terjebak banjir, segera matikan mesin dan jangan mencoba untuk menghidupkannya kembali. Hal ini untuk mencegah terjadinya water hammer.
  • Lepas Kabel Aki: Setelah mesin mati, lepas kabel aki untuk mencegah korsleting pada komponen kelistrikan.
  • Evakuasi Mobil ke Tempat Aman: Jika memungkinkan, evakuasi mobil ke tempat yang lebih tinggi dan aman dari banjir.
  • Segera Bawa ke Bengkel: Setelah banjir surut, segera bawa mobil ke bengkel terpercaya untuk dilakukan pemeriksaan dan perbaikan.

Dengan melakukan langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang tepat, diharapkan risiko kerusakan akibat banjir dapat diminimalkan, sehingga dapat menghemat biaya perbaikan yang tidak sedikit. Ingat, mencegah lebih baik daripada mengobati!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini