Jakarta – Data terbaru dari Jasa Raharja mengungkap fakta mencengangkan: pria mendominasi angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Kondisi ini bukan hanya menimbulkan kerugian fisik dan emosional, tetapi juga berpotensi memicu masalah ekonomi bagi keluarga yang ditinggalkan.

Berdasarkan data yang dirilis, 64,81% pelaku kecelakaan lalu lintas adalah laki-laki. Angka ini kontras dengan persentase wanita yang hanya 35,19%. Direktur Utama Jasa Raharja, Rivan Achmad Purwantono, menyoroti dampak signifikan dari fakta ini, terutama karena banyak pria berperan sebagai tulang punggung keluarga.

"Yang menjadi perhatian bagi kita semua adalah 64 persen ini adalah laki-laki. Nah ini ada dampak lain yang bisa kita katakan ini berdampak potensi sebagai, potensi kemiskinan. Karena bagaimanapun laki-laki adalah tulang punggung dari keluarga," ujar Rivan.

Secara keseluruhan, angka kecelakaan lalu lintas dalam dua tahun terakhir masih mengkhawatirkan. Lebih dari 300 ribu kecelakaan terjadi, dengan rincian 150.906 kejadian di tahun 2024 dan 152.008 kejadian di tahun 2023. Meskipun ada penurunan tipis sebesar 0,72% dari tahun 2023 ke 2024, jumlah ini tetap tergolong tinggi.

Data Operasi Ketupat juga menunjukkan tren yang serupa. Pada tahun 2024, tercatat 3.286 kejadian kecelakaan lalu lintas, turun 2,5% dibandingkan 3.561 kejadian di tahun 2023. Namun, angka korban meninggal dunia masih memprihatinkan, dengan 469 orang tewas dalam kecelakaan selama Operasi Ketupat 2024.

Jawa Timur Jadi Sorotan

Secara geografis, Jawa Timur mencatatkan jumlah kecelakaan lalu lintas tertinggi dengan 577 kejadian. Disusul Jawa Tengah (476 kejadian), Metro Jaya (271 kejadian), Sulawesi Selatan (250 kejadian), dan Bali (231 kejadian). Tingginya angka kecelakaan di Jawa Timur diduga berkaitan dengan jumlah kendaraan yang paling banyak di provinsi tersebut.

Faktor Penyebab: Human Error

Analisis penyebab kecelakaan menunjukkan bahwa faktor perilaku pengemudi masih menjadi penyebab utama. Beberapa faktor dominan meliputi:

  • Gagal menjaga jarak aman antar kendaraan
  • Kurang waspada terhadap lalu lintas dari arah depan
  • Kecerobohan saat berbelok
  • Tidak mematuhi aturan lajur
  • Melampaui batas kecepatan yang diizinkan

Dengan data yang ada, Jasa Raharja mengimbau seluruh pengguna jalan, khususnya pengendara pria, untuk lebih berhati-hati dan mematuhi peraturan lalu lintas. Keselamatan di jalan raya bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga berdampak besar pada kesejahteraan keluarga dan masyarakat luas. Peningkatan kesadaran dan perubahan perilaku berkendara diharapkan dapat menekan angka kecelakaan dan mengurangi potensi kemiskinan akibat hilangnya tulang punggung keluarga.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini