Denpasar, Bali – Pasar sepeda motor di Bali terus menggeliat, didorong oleh sektor pariwisata yang kembali bangkit. Data terbaru menunjukkan angka penjualan yang signifikan, dengan Denpasar menjadi kontributor utama. Namun, di balik cerahnya angka penjualan, muncul tantangan baru: kemacetan lalu lintas yang semakin parah.
Astra Motor Bali menargetkan penjualan yang ambisius, mencapai 10 hingga 11 ribu unit per bulan. Angka ini didukung oleh data Badan Pusat Statistik dan Direktorat Lalu Lintas Polda Bali yang mencatat registrasi sepeda motor mencapai 4,3 juta unit per tahun. Selain Denpasar, wilayah seperti Badung, Gianyar, Buleleng, dan Tabanan juga memberikan kontribusi signifikan.
Liem Hok Lay dari Astra Motor Bali menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi, terutama sektor pariwisata, menjadi pendorong utama peningkatan penjualan sepeda motor. Namun, ada faktor lain yang tak kalah penting: fenomena "Work From Bali".
"Muncul tren ‘Work From Bali’, akhirnya banyak yang butuh sepeda motor, termasuk untuk rental," ujarnya.
Tren ini sejalan dengan perubahan perilaku wisatawan. Semakin banyak pelancong asing yang memilih tinggal lebih lama di Bali, menikmati keindahan alam sambil bekerja dari jarak jauh. Hal ini dikonfirmasi oleh CEO OXO Group Indonesia, Johannes Weissenbaeck.
"Trennya berubah, sekarang banyak yang pilih Bali untuk tinggal 1-2 tahun, seperti gap year atau call year. Ada yang bawa keluarga, bekerja remotely dari Bali," jelasnya.
Namun, popularitas Bali sebagai destinasi workation ini membawa konsekuensi. Kemacetan lalu lintas semakin menjadi masalah serius, bahkan viral di media sosial. Peningkatan jumlah kendaraan, baik milik warga lokal maupun wisatawan, membebani infrastruktur jalan yang ada.
Pemerintah daerah perlu segera mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi kemacetan ini. Pengembangan transportasi publik yang memadai, penataan ruang yang lebih baik, dan regulasi yang lebih ketat terkait parkir adalah beberapa solusi yang perlu dipertimbangkan.
Di sisi lain, masyarakat juga perlu berkontribusi dengan memilih moda transportasi yang lebih ramah lingkungan dan efisien. Penggunaan sepeda, berjalan kaki, atau berbagi kendaraan bisa menjadi alternatif untuk mengurangi kepadatan lalu lintas.
Bali, dengan segala pesonanya, perlu dikelola secara berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi dan pariwisata harus seimbang dengan kualitas hidup masyarakat dan kelestarian lingkungan. Jika tidak, kemacetan lalu lintas bisa menjadi momok yang menghantui keindahan Pulau Dewata.