Bandung – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, membuat gebrakan dengan merasionalisasi kendaraan dinas di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Langkah ini diambil untuk efisiensi anggaran dan memastikan kendaraan dinas tepat sasaran.

Dalam sebuah tinjauan aset yang diunggah di media sosial, Dedi Mulyadi memperlihatkan deretan mobil dan motor dinas yang terparkir di halaman Gedung Pakuan. Dari inventarisasi tersebut, terungkap beragam jenis kendaraan, mulai dari mobil mewah seperti Toyota Alphard dan Mercedes-Benz Sprinter, hingga kendaraan operasional seperti Toyota Rush dan Daihatsu Gran Max.

"Terlalu banyak kendaraan dinas itu lieur (pusing)," ujar Dedi dalam videonya. "Biaya pemeliharaan, perawatan, dan pajak jadi membengkak. Kita jadi boros."

Dedi pun memutuskan untuk mendistribusikan sebagian besar kendaraan dinas tersebut ke berbagai instansi yang lebih membutuhkan. Mercedes-Benz Sprinter akan disulap menjadi rumah sakit keliling untuk menjangkau daerah-daerah terpencil. Toyota Alphard, mobil dinas mewah yang biasa digunakan pejabat tinggi, akan diserahkan kepada Sekretaris Daerah (Sekda).

"Alphard buat Sekda, biar kerjanya makin semangat," seloroh Dedi.

Beberapa kendaraan lain, seperti Toyota Camry, akan disumbangkan ke dinas-dinas lain. Jika biaya perawatannya terlalu tinggi, Dedi tak segan untuk melelangnya. Bahkan, mobil listrik Hyundai Ioniq 5 akan diberikan kepada salah satu stafnya, sementara Hyundai Ioniq sedan akan dihibahkan kepada Bupati Kuningan.

Lantas, kendaraan apa yang akan digunakan Dedi Mulyadi sehari-hari?

"Tadi ada Innova yang saya pakai, ya itu bolehlah," kata Dedi sambil menunjuk ke arah Toyota Innova Zenix. "Innova mah boleh."

Keputusan Dedi Mulyadi memilih Innova Zenix sebagai kendaraan dinas sehari-hari menunjukkan kesederhanaan dan efisiensi. Innova Zenix, dengan segala kelebihannya sebagai mobil keluarga yang nyaman dan handal, dianggap cukup untuk menunjang mobilitasnya sebagai gubernur.

"Bapak (Sekda) distribusikan dengan baik, kasih ke dinas yang membutuhkan. Jangan kebanyakan. Saya sisain aja mobil yang Innova Zenix," pungkas Dedi.

Langkah Dedi Mulyadi ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengelola aset daerah secara efektif dan efisien. Dengan mengurangi jumlah kendaraan dinas yang tidak perlu, anggaran daerah dapat dialokasikan untuk program-program yang lebih bermanfaat bagi masyarakat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini