Teknologi mobil hidrogen semakin menunjukkan sinyal positif untuk hadir di Indonesia. Setelah peresmian Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH) bertekanan tinggi di Karawang oleh Toyota, harapan akan era kendaraan ramah lingkungan ini kian membara. Namun, kapan mobil hidrogen benar-benar bisa dinikmati masyarakat luas?

"Ini sebuah awal," ujar seorang sumber dari industri otomotif, menilik kembali perkembangan teknologi hidrogen di Jepang. "Saat itu, sekitar tahun 2002 di Tokyo, stasiun pengisian bahan bakar hidrogen juga masih sangat terbatas. Tapi lihat perkembangannya sekarang."

Optimisme serupa juga diungkapkan oleh Cyrillus Harinowo, penulis buku tentang elektrifikasi mobil. Ia meyakini hidrogen akan menjadi keniscayaan di Indonesia, terutama jika diproduksi dari air dengan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya.

"Menurut hitungan saya, 10 tahun ke depan, kita sudah ada di sana," ungkap Cyrillus. "Saat itu, mobil hidrogen akan berkompetisi dengan mobil listrik."

Keunggulan Hidrogen: Isi Cepat, Jarak Tempuh Jauh

Salah satu daya tarik utama mobil hidrogen adalah waktu pengisian bahan bakar yang sangat singkat. Toyota Mirai Gen-2, misalnya, hanya membutuhkan waktu 3 menit untuk mengisi penuh tangki hidrogen dan mampu menempuh jarak hingga 850 km. Jauh lebih praktis dibandingkan mobil listrik yang membutuhkan waktu pengisian daya lebih lama.

"Kalau mobil listrik ngecas perlu setengah jam, satu jam. Kalau mobil hidrogen dengan 3 menit, jos Jakarta-Surabaya," imbuh Cyrillus.

Tantangan dan Potensi Hidrogen Hijau

Meski menjanjikan, adopsi mobil hidrogen di Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah ketersediaan infrastruktur pengisian bahan bakar yang memadai. Selain itu, harga hidrogen, terutama yang diproduksi dari gas bumi (hidrogen abu-abu), masih relatif mahal.

Namun, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan hidrogen hijau, yaitu hidrogen yang diproduksi dari air dengan menggunakan energi terbarukan seperti tenaga surya, air, angin, dan biomassa. Jika potensi ini bisa dimaksimalkan, harga hidrogen bisa menjadi lebih kompetitif.

Pilihan Teknologi yang Beragam

Toyota sendiri menekankan bahwa tidak ada solusi tunggal untuk mencapai net zero emission. Mereka menawarkan beragam pilihan teknologi ramah lingkungan, mulai dari mobil listrik berbasis baterai (BEV), mobil hybrid, hingga mobil hidrogen.

"Banyak solusi tergantung dari masing-masing daerah, negara. Paling akhir yang memutuskan itu konsumen," kata perwakilan Toyota.

Dengan dukungan pemerintah, investasi yang tepat, dan inovasi teknologi yang berkelanjutan, mobil hidrogen berpotensi menjadi bagian penting dari masa depan transportasi di Indonesia. Kita tunggu saja, apakah 10 tahun lagi impian ini akan menjadi kenyataan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini