Pemerintah semakin serius memberantas truk Over Dimension Over Load (ODOL) yang kerap menjadi biang keladi kecelakaan maut di jalan raya. Komitmen ini ditegaskan melalui sinergi antara Kementerian Perhubungan dan Kementerian Perindustrian yang bersepakat mengimplementasikan kebijakan Zero ODOL. Langkah ini diharapkan tak hanya menekan angka kecelakaan, tetapi juga mengefisienkan biaya logistik secara nasional.
"Penerapan Zero ODOL bukan hanya soal keselamatan, tapi juga soal daya saing industri kita," ujar Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam keterangan persnya. Ia menambahkan, praktik ODOL selama ini memicu sejumlah masalah, mulai dari pungutan liar, kerusakan jalan, hingga biaya perawatan infrastruktur yang membengkak.
Pandemi Bukan Lagi Alasan, Pembenahan Logistik Jadi Prioritas
Sempat tertunda akibat pandemi COVID-19, implementasi Zero ODOL kini kembali menjadi prioritas utama. Pemerintah menyadari, pemulihan ekonomi pasca-pandemi membutuhkan sistem logistik yang efisien dan aman. Oleh karena itu, langkah-langkah strategis tengah disiapkan untuk membenahi tata kelola logistik secara menyeluruh.
"Kami sepakat untuk segera melakukan langkah-langkah strategis, seperti peremajaan armada transportasi, meningkatkan kompetensi pengemudi, dan lain-lain," jelas Agus. Ia menekankan, persoalan ODOL sangat kompleks dan membutuhkan solusi yang komprehensif di setiap lini.
Industri Siap Beradaptasi, Pemerintah Siapkan Insentif
Menyadari dampak kebijakan Zero ODOL terhadap industri, pemerintah telah melakukan sosialisasi intensif kepada para pelaku usaha. Salah satu konsekuensi dari kebijakan ini adalah kebutuhan investasi tambahan di sektor industri alat angkut.
"Kemenperin mendorong agar kementerian dan lembaga terkait memberikan insentif yang dibutuhkan pelaku industri, terutama dalam hal peningkatan kebutuhan armada logistik darat," lanjut Agus. Ia juga berharap lembaga keuangan dapat memberikan dukungan pinjaman kepada perusahaan logistik untuk investasi penambahan armada.
Selain itu, pemerintah juga berfokus pada peningkatan kualitas infrastruktur pendukung, seperti perbaikan jalan, peningkatan kualitas SDM pengawasan, dan optimalisasi sistem jembatan timbang.
Koordinasi Lintas Sektor untuk Implementasi yang Efektif
Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, menegaskan komitmennya untuk memastikan keselamatan transportasi, khususnya transportasi darat. Ia menjelaskan, pihaknya telah menjalin koordinasi dengan berbagai kementerian dan lembaga terkait untuk membahas implementasi Zero ODOL.
"Kami menyampaikan apresiasi atas kesepakatan penerapan Zero ODOL. Hal ini harus segera dilakukan sehingga hal-hal terkait ODOL selama ini pelan-pelan bisa segera teratasi," ujarnya.
Menhub menegaskan, Zero ODOL akan segera dilaksanakan tanpa tahapan lagi, sebagai wujud komitmen pemerintah dalam meningkatkan keselamatan dan efisiensi logistik nasional.
Dampak Positif Jangka Panjang
Penerapan Zero ODOL diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam jangka panjang. Selain menekan angka kecelakaan dan kerusakan jalan, kebijakan ini juga dapat mengurangi biaya logistik secara keseluruhan, meningkatkan daya saing industri nasional, serta menciptakan sistem transportasi yang lebih aman dan berkelanjutan. Dengan komitmen yang kuat dari seluruh pihak terkait, era truk ODOL diharapkan segera berakhir, membuka jalan bagi sistem logistik yang lebih modern dan efisien.