Pemerintah terus mendorong pabrikan otomotif untuk mengembangkan Low Cost Green Car (LCGC) dengan teknologi hybrid. Langkah ini diharapkan dapat memperluas akses masyarakat terhadap mobil ramah lingkungan. Namun, muncul kekhawatiran bahwa adopsi teknologi hybrid akan mendongkrak harga LCGC, sehingga tidak lagi terjangkau bagi target konsumennya.
Program LCGC telah terbukti sukses meningkatkan penjualan mobil di Indonesia hingga mencapai jutaan unit per tahun. Keunggulan LCGC terletak pada efisiensi bahan bakar dan emisi gas buang yang lebih rendah dibandingkan mobil dengan mesin pembakaran internal (ICE) konvensional.
Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Nandi Julyanto, mengakui potensi kenaikan harga akibat penerapan teknologi hybrid pada LCGC. "Kalau hybrid itu ditambahkan ke LCGC, harganya pasti naik," ujarnya di Jakarta. Meski demikian, ia optimistis bahwa peningkatan volume produksi di masa depan dapat menekan biaya produksi dan berpotensi menurunkan harga.
Toyota sendiri tengah mempelajari usulan Kementerian Perindustrian terkait LCGC hybrid. Mereka berencana menerapkan teknologi hybrid secara bertahap, dimulai dari model premium, kemudian Innova, Yaris Cross, Avanza, dan seterusnya.
Cyrillus Harinowo, penulis buku tentang elektrifikasi mobil, menyatakan bahwa mesin ICE yang ditingkatkan menjadi hybrid dapat menekan konsumsi bahan bakar hingga 0,4 liter per kilometer. Sebagai perbandingan, LCGC saat ini rata-rata membutuhkan 1 liter untuk menempuh jarak 20 kilometer. Penurunan emisi karbon yang signifikan juga menjadi daya tarik utama LCGC hybrid.
Untuk menjaga harga LCGC hybrid tetap kompetitif, Cyrillus menekankan pentingnya insentif pajak. "Kalau dikenakan insentif perpajakan yang bagus, pada akhirnya LCGC hybrid bisa menjadi murah," katanya.
Sejak diluncurkan pada tahun 2013, program LCGC bertujuan untuk menyediakan mobil yang terjangkau bagi masyarakat dengan anggaran terbatas. Syarat utama LCGC adalah kapasitas mesin antara 980-1.200cc dan konsumsi bahan bakar minimal 20 km/liter.
Saat ini, terdapat lima model LCGC yang beredar di pasar Indonesia, yaitu Toyota Calya, Toyota Agya, Daihatsu Ayla, Daihatsu Sigra, dan Honda Brio Satya.
Tantangan utama dalam mewujudkan LCGC hybrid yang terjangkau adalah menyeimbangkan antara biaya teknologi, insentif pemerintah, dan efisiensi produksi. Jika berhasil diatasi, LCGC hybrid berpotensi menjadi solusi mobilitas ramah lingkungan yang dapat diakses oleh lebih banyak masyarakat Indonesia. Hal ini pada akhirnya akan berkontribusi pada penurunan emisi karbon dan peningkatan kualitas udara di perkotaan.