Truk dengan desain moncong ikonik kini semakin langka dijumpai di jalanan Indonesia. Padahal, dulu kendaraan berat ini adalah pemandangan umum. Apa yang menyebabkan truk bermoncong seolah ‘pensiun’ dan digantikan oleh model tanpa moncong?
Sejumlah faktor menjadi penyebab utama. Salah satunya adalah efisiensi ruang. Desain moncong pada truk konvensional memakan banyak ruang yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk mengangkut lebih banyak muatan. Bagi pelaku bisnis transportasi, setiap sentimeter ruang kargo sangat berharga.
"Moncong itu memangkas panjang bodi yang seharusnya bisa digunakan untuk muatan. Konsumen tentu lebih memilih memaksimalkan ruang kargo di bagian belakang," ujar seorang pengamat industri otomotif.
Selain itu, kelincahan manuver juga menjadi pertimbangan penting. Jalanan di Indonesia, yang seringkali sempit dan padat, menuntut kendaraan yang mudah dikendalikan. Truk tanpa moncong menawarkan visibilitas yang lebih baik dan radius putar yang lebih kecil, sehingga lebih mudah bermanuver di area perkotaan maupun jalanan yang sempit.
Keamanan Jadi Sorotan
Aspek keselamatan juga tak luput dari perhatian. Meskipun truk bermoncong dinilai aman bagi pengemudi, potensi bahaya bagi pengguna jalan lain justru lebih tinggi. Moncong truk menciptakan blind spot atau titik buta yang signifikan, sehingga pengemudi kesulitan melihat pejalan kaki atau pengendara sepeda motor yang berada di dekat bagian depan kendaraan.
"Truk dengan moncong berpotensi meningkatkan fatalitas bagi pengguna jalan lain. Blind spot yang besar menjadi masalah utama," jelas seorang ahli keselamatan jalan.
Perubahan Tren Global
Tren global juga turut memengaruhi ‘pensiunnya’ truk bermoncong di Indonesia. Hampir semua negara, kecuali Amerika Serikat, telah beralih ke truk tanpa moncong. Hal ini menunjukkan bahwa efisiensi, kelincahan, dan keamanan menjadi pertimbangan utama dalam industri transportasi modern.
Meskipun desain truk bermoncong memiliki daya tarik tersendiri, tuntutan pasar yang semakin fokus pada fungsionalitas dan efisiensi membuat truk tanpa moncong menjadi pilihan yang lebih logis bagi pelaku bisnis transportasi di Indonesia. Dengan demikian, wajar jika truk bermoncong kini semakin jarang terlihat di jalanan, seolah telah ‘pensiun’ dari perannya sebagai tulang punggung logistik negara.