Pemerintah Indonesia bergerak cepat dalam pengembangan infrastruktur hidrogen sebagai bagian dari upaya transisi energi bersih. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pembangunan enam Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH) atau Hydrogen Refueling Station (HRS) di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat. Langkah ini menandai babak baru dalam pemanfaatan hidrogen sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.
Dua dari enam SPBH yang direncanakan sudah diresmikan dan beroperasi, yaitu di Senayan (Jakarta Pusat) yang diinisiasi oleh PLN, dan di Karawang (Jawa Barat) yang dibangun oleh Toyota Indonesia. Keempat lokasi lainnya yang menjadi target pembangunan SPBH adalah Daan Mogot (Jakarta Barat), Muara Karang (Jakarta Utara), Cawang (Jakarta Timur), dan Patimban (Jawa Barat).
Inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk menyediakan fasilitas pengisian bahan bakar hidrogen, tetapi juga sebagai sarana edukasi bagi masyarakat. SPBH Senayan, misalnya, difokuskan sebagai pusat pembelajaran untuk mengenalkan manfaat dan keamanan hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan dan pembangkit listrik.
Pembangunan SPBH di Indonesia melibatkan kolaborasi erat antara pemerintah, BUMN, swasta, dan lembaga riset. Pertamina, BRIN, PLN, dan Indonesia Fuel Cell and Hydrogen Energy (IFHA) adalah beberapa pihak yang terlibat aktif dalam mewujudkan ekosistem hidrogen di tanah air. Dukungan dari sektor swasta, seperti Toyota Indonesia, juga memegang peranan penting dalam mempercepat implementasi teknologi hidrogen.
HRS Toyota di Karawang, yang dibangun dalam waktu satu tahun, dirancang untuk mengisi ulang berbagai jenis kendaraan berbasis hidrogen, mulai dari forklift hingga mobil dan truk. Saat ini, hidrogen yang digunakan masih berasal dari sumber grey energy. Namun, Toyota memiliki visi untuk bertransisi ke green hydrogen atau hidrogen hijau, yang diproduksi melalui elektrolisis air menggunakan energi terbarukan.
Transisi ke green hydrogen merupakan tantangan tersendiri karena membutuhkan infrastruktur dan teknologi yang lebih canggih, serta investasi yang signifikan. Meski demikian, pemerintah dan pelaku industri optimis bahwa Indonesia mampu mewujudkan produksi dan pemanfaatan green hydrogen secara luas di masa depan. Langkah ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dan mencapai target Net Zero Emission.
Pembangunan enam SPBH ini adalah langkah awal yang krusial. Pemerintah juga tengah menyiapkan regulasi dan standar yang jelas untuk memastikan pengembangan ekosistem hidrogen yang berkelanjutan dan aman. Diharapkan, inisiatif ini akan memicu investasi lebih lanjut dari berbagai pihak dan mempercepat adopsi teknologi hidrogen di berbagai sektor, mulai dari transportasi hingga industri.