Bogor, Jawa Barat – Kecelakaan maut di Gerbang Tol (GT) Ciawi pada Selasa (4/2/2025) dini hari, yang melibatkan truk pengangkut galon, menyoroti bahaya aktivitas multitasking, khususnya penggunaan media sosial, saat mengemudi. Insiden tragis ini mengakibatkan delapan korban jiwa dan sebelas lainnya luka-luka.
Sopir truk, Bendi Wijaya (31), yang diduga menjadi penyebab kecelakaan, diketahui aktif menggunakan platform TikTok. Ironisnya, ia kerap mengunggah video dirinya saat sedang bekerja sebagai sopir, termasuk momen-momen saat mengemudikan truk.
Menurut keterangan polisi, truk yang dikemudikan Bendi diduga hilang kendali sebelum menabrak sejumlah kendaraan di GT Ciawi. "Pada saat mendekati Gerbang Tol, pengemudi diduga kurang bisa mengendalikan kendaraannya," ujar seorang sumber dari kepolisian. Bendi saat ini masih menjalani perawatan medis dan akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut, termasuk tes urine.
Kejadian ini kembali mengingatkan akan risiko fatal dari penggunaan ponsel saat mengemudi. Mengemudi, yang membutuhkan konsentrasi penuh, menjadi sangat berbahaya ketika pengemudi melakukan aktivitas lain secara bersamaan.
"Mengemudi itu butuh nalar, emosi, dan motorik yang prima. Ketika konsentrasi terpecah karena bermain ponsel, maka kemampuan mengemudi otomatis terganggu," jelas seorang pengamat keselamatan berkendara.
Para ahli keselamatan berkendara sepakat bahwa mengemudi sambil menggunakan ponsel, termasuk merekam video atau bermain media sosial, jauh lebih berbahaya daripada mengemudi dalam kondisi mengantuk atau bahkan mabuk.
"Ini sama saja dengan bunuh diri. Konsentrasi terpecah, reaksi melambat, dan potensi terjadinya kecelakaan meningkat drastis," tegas seorang praktisi keselamatan berkendara.
Tragedi di GT Ciawi ini menjadi pelajaran pahit bagi kita semua. Mengemudi membutuhkan fokus dan tanggung jawab penuh. Hindari segala bentuk distraksi, terutama penggunaan ponsel, demi keselamatan diri sendiri dan orang lain. Keselamatan di jalan raya adalah tanggung jawab bersama.