Jakarta – Ketidakpastian insentif atau subsidi motor listrik di tahun 2025 membuat para produsen gigit jari. Penjualan kendaraan ramah lingkungan ini merosot tajam akibat konsumen memilih menunda pembelian, menunggu kejelasan dari pemerintah.
Agung Pamungkas, CEO Tangkas Motor Listrik, mengungkapkan kekhawatirannya. "Kita sudah hampir kehilangan momentum. Kalau terus digantung seperti ini, masyarakat akan terus menunda," ujarnya, Rabu (5/2/2025). Ia menekankan, kepastian dari pemerintah sangat dibutuhkan, entah itu kelanjutan subsidi atau pengumuman penghapusan.
Keresahan ini juga dirasakan oleh Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI). Ketua Umum AISMOLI, Budi Setiyadi, mengungkapkan bahwa stok motor listrik di industri menumpuk karena konsumen menahan diri. "Masyarakat pada stop buying untuk menunggu insentif ini," jelasnya usai pertemuan dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin (3/2/2025).
Sebelumnya, insentif motor listrik sempat diberlakukan pada tahun 2023-2024 dengan besaran Rp 7 juta. Industri berharap skema ini dapat kembali diterapkan, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap efisiensi BBM.
Pemerintah, melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin), memang memberikan sinyal akan kembali memberikan insentif di tahun 2025. Namun, skemanya berbeda dari sebelumnya, yaitu melalui Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP).
"Mungkin tahun ini skemanya akan berbeda, bukan subsidi lagi tapi lewat insentif, mungkin kami mengusulkannya lewat PPN DTP," ujar Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Setia Diarta. Sayangnya, detail insentif ini masih dalam pembahasan antar kementerian.
Ketidakjelasan ini membuat produsen dan konsumen sama-sama berada dalam posisi menunggu. Industri berharap pemerintah segera mengambil keputusan agar pasar motor listrik kembali bergairah dan target kendaraan ramah lingkungan dapat tercapai. Kepastian adalah kunci untuk menggerakkan roda ekonomi dan mewujudkan transisi energi yang berkelanjutan.