Jakarta – Kecelakaan maut akibat rem blong kembali merenggut nyawa di Indonesia. Insiden tragis di Gerbang Tol Ciawi yang menewaskan delapan orang dan melukai belasan lainnya menjadi pengingat pahit betapa krusialnya penanganan masalah rem blong pada kendaraan berat, terutama truk. Belajar dari penanganan kasus serupa di Jepang, Indonesia perlu mengambil langkah strategis dan komprehensif.
Tragedi serupa pernah terjadi di Hokkaido, Jepang, pada Juni 2023. Sebuah truk menabrak bus dan mengakibatkan lima orang meninggal dunia. Penyelidikan mendalam yang dilakukan kepolisian Jepang mengungkap fakta penting: tidak ada bekas pengereman. Ini mengindikasikan adanya kegagalan fungsi rem atau sopir tidak melakukan pengereman sama sekali.
Respons cepat dan terstruktur dari pihak berwenang Jepang patut diapresiasi. Kepolisian tidak hanya fokus pada kondisi kendaraan, tetapi juga menggeledah kantor perusahaan pemilik truk untuk memeriksa dokumen terkait kondisi kerja karyawan dan riwayat sopir. Pemeriksaan mendalam meliputi jam kerja, catatan kesehatan, dan rekam jejak pengemudi. Bahkan, rekaman dashcam truk menjadi bukti penting dalam proses investigasi.
Apa yang Bisa Dipelajari Indonesia?
Kecelakaan di Ciawi dan Hokkaido memiliki benang merah: potensi kelalaian dalam perawatan kendaraan dan faktor manusia. Indonesia dapat belajar dari Jepang dalam beberapa aspek penting:
-
Pengawasan yang Ketat dan Berkelanjutan: Pemerintah perlu meningkatkan pengawasan terhadap kondisi kendaraan berat, khususnya truk. Inspeksi berkala harus dilakukan secara ketat dan transparan, dengan melibatkan ahli independen. Sistem monitoring kondisi kendaraan secara real-time, seperti sensor tekanan ban dan sistem peringatan dini kerusakan rem, perlu dipertimbangkan.
-
Edukasi dan Pelatihan Pengemudi: Sopir truk harus mendapatkan pelatihan yang memadai tentang teknik mengemudi yang aman, terutama dalam kondisi jalan menurun atau saat membawa muatan berat. Pemahaman tentang sistem pengereman, termasuk engine brake dan exhaust brake, harus ditanamkan. Selain itu, penting untuk memberikan edukasi tentang pentingnya istirahat yang cukup dan menghindari penggunaan narkoba atau alkohol.
-
Penegakan Hukum yang Tegas: Pelanggaran terhadap aturan lalu lintas dan standar keselamatan harus ditindak tegas. Sanksi yang berat, termasuk pencabutan izin operasi perusahaan dan izin mengemudi sopir, harus diterapkan untuk memberikan efek jera.
-
Investigasi Mendalam dan Transparan: Setiap kecelakaan yang melibatkan truk dengan dugaan rem blong harus diinvestigasi secara mendalam dan transparan. Hasil investigasi harus dipublikasikan agar menjadi pembelajaran bagi semua pihak.
-
Peran Serta Masyarakat: Masyarakat juga memiliki peran penting dalam mencegah kecelakaan akibat rem blong. Jika melihat truk yang beroperasi dengan kondisi yang mencurigakan, seperti ban gundul atau asap berlebihan dari knalpot, segera laporkan kepada pihak berwenang.
Tragedi di Ciawi seharusnya menjadi momentum bagi pemerintah dan semua pihak terkait untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem keselamatan transportasi di Indonesia. Dengan belajar dari pengalaman negara lain, seperti Jepang, dan menerapkan langkah-langkah strategis yang komprehensif, kita dapat mengurangi risiko kecelakaan akibat rem blong dan menyelamatkan nyawa.