BEKASI – Sebuah insiden yang melibatkan pengemudi mobil Low Cost Green Car (LCGC) dan seorang kurir di Bekasi, Jawa Barat, sempat viral di media sosial. Peristiwa ini bermula dari aksi pengemudi LCGC yang melawan arah, memicu adu mulut dan bahkan kekerasan terhadap kurir yang menghalangi lajunya. Namun, kasus ini berakhir damai setelah dilakukan mediasi oleh pihak kepolisian.
Kejadian bermula ketika pengemudi mobil LCGC, yang diidentifikasi sebagai Daihatsu Ayla, nekat melawan arah di Jalan KH Mukhtar Tabrani, Bekasi Utara. Kendaraan tersebut mencoba menerobos jalur yang padat, berlawanan dengan arus lalu lintas yang seharusnya. Di saat yang bersamaan, seorang kurir dengan sepeda motornya melaju dari arah yang benar. Tabrakan kecil pun tak terhindarkan dan memicu perdebatan sengit antara keduanya.
Merasa terhalangi, pengemudi LCGC tersebut justru menunjukkan sikap arogan. Ia turun dari mobil dan melakukan tindakan kekerasan terhadap kurir. Warga sekitar yang menyaksikan kejadian itu berusaha melerai dan menenangkan situasi. Video kejadian ini kemudian menyebar luas di media sosial, menuai kecaman dari warganet yang menyayangkan tindakan pengemudi LCGC tersebut.
Kapolsek Bekasi Utara, Kompol Yus Jahan, menjelaskan bahwa pihaknya segera turun tangan setelah insiden ini viral. Polisi melakukan mediasi antara kedua belah pihak yang terlibat. Hasilnya, pengemudi Ayla mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada kurir. Kedua pihak sepakat untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan.
"Intinya kasusnya sudah selesai. Sudah ada perdamaian, sama-sama damai akhirnya pengemudi Ayla juga sudah minta maaf," ujar Kompol Yus Jahan.
Kasus ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya mematuhi peraturan lalu lintas. Aksi melawan arah, selain membahayakan diri sendiri, juga dapat membahayakan pengguna jalan lain. Sikap arogan dan kekerasan bukanlah solusi untuk menyelesaikan masalah. Sebaliknya, mediasi dan saling memaafkan adalah jalan terbaik untuk menjaga kerukunan dan ketertiban.
Insiden ini juga menyoroti betapa cepatnya informasi menyebar di era digital. Video dan foto kejadian yang viral di media sosial dapat memicu reaksi publik dan menuntut penyelesaian yang cepat dari pihak berwenang. Masyarakat pun diharapkan dapat menggunakan media sosial secara bijak dan bertanggung jawab, serta tidak mudah terprovokasi oleh konten-konten yang belum tentu kebenarannya.