Mobil Jepang sudah menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia sejak puluhan tahun lalu. Produk-produk merek Jepang seperti Toyota, Nissan, Mazda, Mitsubishi, Suzuki, Subaru, dan Honda dikenal andal, tahan lama, dan murah perawatannya. Namun, tahukah Anda bahwa pada awalnya mobil Jepang sulit diterima oleh masyarakat Indonesia karena dianggap berbodi tipis dan ringkih?

Menurut buku Sejarah Mobil & Kisah Kehadiran Mobil di Negeri Ini karya James Luhulima, sebelum tahun 1960 pasar mobil di Indonesia dibanjiri oleh mobil-mobil keluaran Amerika Serikat dan Eropa. Merek-merek yang banyak beredar saat itu seperti Ford, Dodge, Opel, Volkswagen, dan Fiat. Konsumen Indonesia yang terbiasa menggunakan mobil-mobil buatan AS dan Eropa yang memiliki bodi yang kokoh, merasa skeptis terhadap mobil-mobil buatan Jepang yang terlihat ringkih dan berbodi tipis.

Pada akhir 1960-an dan awal 1970-an, tak sedikit orang Indonesia yang masih mencibir mobil-mobil Jepang. Dengan nada mengejek, mereka menyebut bodi mobil Jepang yang tipis itu terbuat dari blek (kaleng) kerupuk yang menggunakan seng sebagai bahan dasar. Mengingat jika bodi mobil Jepang itu diketuk, maka bunyinya nyaring, mirip blek yang diketuk.

Namun, seiring perjalanan waktu, persepsi masyarakat terhadap mobil Jepang mulai berubah. Mobil Jepang terbukti cukup tangguh, dan harganya yang lebih murah dibandingkan mobil Amerika Serikat dan Eropa membuatnya jadi pilihan utama. Selain itu, mobil Jepang juga mudah ditemukan suku cadangnya dan memiliki jaringan bengkel yang luas.

Salah satu mobil Jepang pertama yang hadir di Indonesia adalah Toyota Land Cruiser pada 1961 yang saat itu disebut jip Toyota canvas. Jong Soemadijo, Kepala Biro Perlengkapan dan Pembelian Departemen Transmigrasi Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa periode 1961-1964, mengatakan, saat itu ditugaskan membeli 100 unit mobil jip (sebutan SUV pada saat itu). Pilihan jatuh pada Toyota canvas karena harganya paling murah. Saat itu Toyota canvas dibanderol sekitar Rp 112.000 per unit. Sedangkan jip Willys Rp 350.000 sedangkan Land Rover seharga Rp 450.000.

Mobil Jepang lain yang juga populer di Indonesia adalah Datsun. Datsun merupakan merek mobil yang dimiliki oleh Nissan Motor Company. Datsun pertama kali masuk ke Indonesia pada 1968 dengan model Bluebird 510. Datsun kemudian meluncurkan berbagai model lain seperti Fairlady, Violet, Cherry, Sunny, dan 120Y. Datsun juga menjadi salah satu merek mobil yang digunakan dalam ajang balap mobil di Indonesia. Pada 1981, Datsun mengganti namanya menjadi Nissan untuk menyamakan dengan nama perusahaannya.

Mobil Jepang juga menjadi pionir dalam mengembangkan mobil-mobil berbasis listrik di Indonesia. Pada 2023, Indonesia Komodo Nusantara (IKN) mulai mempersiapkan terapan transportasi umum berbasis listrik. IKN bekerja sama dengan beberapa produsen mobil Jepang seperti Toyota, Nissan, dan Mitsubishi untuk menyediakan bus listrik, taksi listrik, dan mobil listrik untuk melayani masyarakat.

Dari perjalanan sejarahnya, dapat dikatakan bahwa mobil Jepang telah berhasil menguasai pasar Indonesia meski sempat dicap bodi kaleng. Dengan kualitas, harga, dan inovasi yang ditawarkan, mobil Jepang menjadi pilihan yang tepat bagi masyarakat Indonesia yang membutuhkan kendaraan yang andal dan efisien.

Perjalanan Mobil Jepang di Indonesia, Enggak Laku karena Bodi Kaleng
IKN Mulai Persiapan Terapkan Transportasi Umum Berbasis Listrik

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini