Karanganyar – Siapa sangka, keindahan bunga sakura yang identik dengan Jepang kini bisa dinikmati di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Taman Sakura di Cemoro Kandang, yang diprakarsai oleh PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), menjadi bukti bahwa mimpi melihat bunga sakura bermekaran di Indonesia bukan lagi sekadar angan-angan.
Sejak ditanam pada tahun 2018, 60 pohon sakura di taman ini telah menunjukkan adaptasi yang luar biasa. Yang lebih menakjubkan, bunga-bunga sakura ini tak hanya mekar sekali setahun seperti di negara asalnya, namun dua kali. Fenomena langka ini terjadi pada masa peralihan musim, yakni sekitar Desember hingga Januari dan Juni hingga Agustus. Kehadirannya tentu menjadi magnet baru bagi wisatawan dan peneliti, yang ingin menyaksikan langsung keajaiban alam ini.
Lebih dari sekadar taman wisata, Taman Sakura Cemoro Kandang juga menjadi pusat riset dan konservasi. TMMIN tak hanya berhasil menumbuhkan sakura, tetapi juga mengembangkan pembibitan. Dari 60 biji yang dihasilkan, 25 di antaranya berhasil menjadi benih siap tanam. Ini membuka peluang untuk perluasan area taman dan peningkatan populasi sakura di Indonesia. Pencapaian ini tentu istimewa mengingat sakura merupakan tanaman yang umum ditemukan di wilayah dengan empat musim.
Seluruh pohon sakura yang ada di taman ini, didatangkan dari Kebun Raya Cibodas. Jumlah 60 pohon ini bukan tanpa makna. Angka tersebut menjadi simbol eratnya hubungan persahabatan antara Indonesia dan Jepang yang telah terjalin selama enam dekade.
Taman Sakura merupakan bagian dari program Toyota Forest, yang merupakan wujud komitmen TMMIN dalam upaya penghijauan dan pelestarian lingkungan. Taman seluas tiga hektar ini juga menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi berbagai pihak mampu menghadirkan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.
Wakil Presiden Direktur TMMIN, Bob Azam, menekankan pentingnya sinergi dalam mewujudkan taman ini. "Taman ini merupakan hasil kerjasama dengan berbagai pihak, seperti pemerintah, akademisi, komunitas, dan juga Kedutaan Besar Jepang," ujarnya. Taman ini juga diharapkan tidak hanya menjadi tempat rekreasi, tetapi juga menjadi laboratorium alam bagi para peneliti untuk mengembangkan teknologi penghijauan.
Keterlibatan masyarakat setempat dalam perawatan taman menjadi kunci keberlanjutan program ini. Selain aspek ekologi, keberadaan Taman Sakura juga diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi bagi warga sekitar. Ini adalah bukti bahwa pelestarian lingkungan dapat berjalan beriringan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dengan keberhasilan ini, Taman Sakura di Tawangmangu bukan hanya menjadi destinasi wisata baru, tetapi juga sebuah inspirasi tentang bagaimana mimpi dan kerja keras dapat mewujudkan keajaiban alam di tempat yang tak terduga. Fenomena sakura yang mekar dua kali setahun, menjadi keunikan yang layak untuk disaksikan dan menjadi kebanggaan Indonesia.