[Kota, Tanggal] – Industri otomotif memiliki berbagai cara untuk memproduksi kendaraan, mulai dari yang paling kompleks hingga yang lebih sederhana. Dua model yang umum dikenal adalah Completely Built Up (CBU) dan Completely Knocked Down (CKD). Namun, ada satu lagi model yang seringkali terlupakan, yaitu Semi Knocked Down (SKD). Model ini menjadi opsi menarik karena menggabungkan efisiensi biaya dengan proses perakitan yang lebih ringkas.

Lantas, apa sebenarnya SKD itu dan bagaimana perbedaannya dengan model perakitan mobil lainnya? Secara sederhana, SKD adalah model perakitan kendaraan di mana sebagian komponen sudah dirakit di negara asal, sebelum dikirim ke negara tujuan untuk proses perakitan tahap akhir. Berbeda dengan CKD yang mengirimkan seluruh komponen dalam keadaan terpisah, termasuk baut dan kabel, SKD mengirimkan komponen yang lebih besar dan sudah dalam bentuk setengah jadi.

Bayangkan, jika CKD adalah merakit mobil dari nol, mulai dari komponen terkecil hingga menjadi sebuah kendaraan utuh, maka SKD adalah merakit mobil mulai dari bagian yang sudah setengah jadi. Contohnya, rangka mobil sudah dilas dan dicat di negara asal, kemudian dikirim ke negara tujuan untuk pemasangan mesin, interior, dan komponen lainnya.

"Prosesnya lebih ringkas karena beberapa tahapan berat sudah dikerjakan di negara asal. Misalnya, proses pengecatan dan pengelasan yang membutuhkan investasi besar, itu sudah dilakukan di sana," ujar seorang sumber dari industri otomotif yang enggan disebutkan namanya. Hal ini memberikan efisiensi biaya yang signifikan bagi pabrikan dan tentunya konsumen.

Salah satu daya tarik utama SKD adalah efisiensi biaya. Dengan mengirimkan komponen yang sudah setengah jadi, biaya produksi dan logistik dapat dipangkas. Selain itu, negara tujuan juga seringkali menawarkan insentif pajak atau tarif impor yang lebih rendah bagi kendaraan yang dirakit di dalam negeri. Hal ini membuat harga kendaraan yang dirakit dengan model SKD bisa lebih bersaing.

Namun, bukan berarti SKD adalah tanpa tantangan. Pabrik perakitan di negara tujuan harus tetap memiliki fasilitas dan tenaga kerja yang mumpuni untuk menyelesaikan proses perakitan. Selain itu, standar kualitas juga harus tetap terjaga agar kendaraan yang dihasilkan tetap aman dan nyaman dikendarai.

SKD menjadi alternatif menarik bagi produsen otomotif yang ingin menekan biaya produksi tanpa mengorbankan kualitas. Model ini juga memberikan peluang bagi negara berkembang untuk berpartisipasi dalam rantai pasok industri otomotif global, sekaligus membuka lapangan kerja lokal. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang SKD, diharapkan kita dapat lebih menghargai proses di balik hadirnya kendaraan yang kita gunakan sehari-hari.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini