Makassar, [Tanggal Sekarang] – Inovasi anak bangsa kembali unjuk gigi. Kali ini, datang dari siswa-siswi SMAN 21 Makassar yang berhasil mengolah limbah buah bintaro menjadi bahan bakar nabati atau biofuel. Ide brilian ini menarik perhatian Toyota Indonesia melalui program Toyota Eco Youth (TEY) ke-13, yang fokus pada aksi nyata generasi muda dalam dekarbonisasi.
Buah bintaro, yang dikenal juga dengan nama simpalak, selama ini lebih sering dianggap sebagai limbah. Pasalnya, buah ini tidak bisa dikonsumsi dan sering berjatuhan di jalanan. Namun, di tangan kreatif siswa SMAN 21 Makassar, buah bintaro justru menjadi sumber energi terbarukan.
Dalam proposal berjudul "Aksi Ecology Biosimpfuel," mereka menjelaskan proses pengolahan limbah organik buah bintaro melalui fermentasi dan distilasi. Hasilnya, sebuah biofuel yang dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil sekaligus mengatasi masalah limbah organik. Sisa proses produksi pun tidak terbuang sia-sia, melainkan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.
"Kami berharap bimbingan dari Toyota Indonesia dapat mematangkan proyek kami dalam mengoptimalkan pemanfaatan buah simpalak menjadi biofuel yang ramah lingkungan," ujar salah seorang siswa SMAN 21 Makassar.
Program TEY sendiri merupakan ajang kompetisi yang mengumpulkan ide-ide kreatif dan inovatif dari pelajar di seluruh Indonesia dalam mengatasi isu lingkungan. Tahun ini, TEY ke-13 mengangkat tema "EcoActivism, Saatnya Beraksi Jaga Bumi" dengan fokus pada upaya dekarbonisasi.
Sebagai salah satu finalis 25 besar, SMAN 21 Makassar mendapatkan pendampingan langsung dari tim Toyota Indonesia. Pendampingan ini bertujuan untuk mematangkan visi dan misi proposal, serta memastikan inovasi ini dapat diaplikasikan dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Toyota Indonesia sangat mengapresiasi ide-ide inovatif dari para finalis TEY ke-13. Menurut mereka, ide-ide ini sejalan dengan upaya dekarbonisasi di era transisi energi saat ini.
"Program TEY bukan hanya sekedar kompetisi, tetapi juga wadah untuk menumbuhkan kepedulian dan aksi nyata dari generasi muda terhadap lingkungan," ujar Bob Azam, Wakil Presiden Direktur TMMIN, saat mengunjungi SMAN 21 Makassar. Ia menambahkan bahwa ide-ide yang lahir dari TEY memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi signifikan bagi upaya pelestarian lingkungan.
Hal senada juga disampaikan oleh Henry Tanoto, Wakil Presiden Direktur TAM. "Kami ingin menanamkan semangat bahwa kegiatan dekarbonisasi tidak hanya berdampak menurunkan emisi karbon, tetapi juga dapat menciptakan peluang baru yang bermanfaat bagi ekonomi masyarakat," tuturnya.
Inisiatif siswa SMAN 21 Makassar ini menjadi bukti bahwa generasi muda Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan. Dengan kreativitas, inovasi, dan dukungan yang tepat, mereka mampu menciptakan solusi untuk mengatasi permasalahan lingkungan sekaligus memberikan dampak positif bagi masyarakat. Upaya dekarbonisasi bukan lagi sekadar mimpi, namun sebuah aksi nyata yang bisa dimulai dari hal kecil.