Jakarta – Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan detik-detik menegangkan saat sebuah truk mengalami rem blong. Beruntung, sang sopir dengan sigap mengarahkan kendaraannya menuju jalur penyelamat, yang akhirnya menyelamatkan nyawanya dari potensi kecelakaan fatal. Insiden ini kembali menyoroti pentingnya keberadaan dan kondisi jalur penyelamat di jalan-jalan rawan.
Dalam video yang beredar, terlihat bagaimana truk tersebut melaju tak terkendali di bahu jalan, sebelum akhirnya memasuki jalur penyelamat. Video itu kemudian beralih ke kondisi truk setelah keluar dari jalur, memperlihatkan bagian kolong yang dipenuhi batu kerikil. Hal ini menunjukkan betapa efektifnya jalur penyelamat dalam meredam laju kendaraan.
"Detik-detik Sopir Bagikan Momen kendaraannya yg blong, dengan sangat Pasrah sopir ini terus kemudikan mobilnya, Alhamdulillah diberikan keselamatan," tulis keterangan dalam unggahan video tersebut.
Kejadian ini memicu perdebatan mengenai idealnya kondisi jalur penyelamat. Menurut seorang ahli keselamatan berkendara, jalur penyelamat seharusnya memiliki alas pasir tebal. Tujuannya adalah untuk menjebak ban kendaraan dan secara efektif memperlambat lajunya saat terjadi rem blong. Kondisi ini penting untuk memastikan kendaraan benar-benar berhenti dengan aman.
Jalur penyelamat sendiri, secara umum, didesain dengan kontur kasar dan bergelombang. Desain ini memang bertujuan untuk mengunci laju kendaraan yang mengalami masalah pengereman. Lokasi jalur penyelamat biasanya berada di area setelah jalan menurun panjang, di mana risiko rem blong meningkat akibat rem yang bekerja terlalu keras.
Secara spesifikasi, jalur penyelamat umumnya memiliki ketinggian sekitar 6 meter, panjang 20 meter, dan lebar 3 meter, dan ditempatkan di sisi kiri jalan. Namun, insiden ini kembali mengingatkan bahwa keberadaan jalur penyelamat saja tidak cukup. Pemeliharaan dan kesesuaian material yang digunakan juga sangat krusial. Kondisi jalur penyelamat yang tidak ideal, seperti material yang tidak mencukupi atau tidak sesuai standar, justru bisa membahayakan dan tidak efektif dalam menghentikan laju kendaraan.
Peristiwa ini menjadi pengingat bagi semua pihak, baik pemerintah selaku penyedia fasilitas jalan, maupun pengguna jalan, untuk lebih peduli pada keselamatan. Pemerintah perlu memastikan bahwa jalur penyelamat selalu dalam kondisi prima dan sesuai standar, sementara pengguna jalan, terutama pengemudi kendaraan besar, harus selalu melakukan pengecekan rutin pada sistem pengereman kendaraannya dan selalu waspada saat berkendara.