Jakarta – Gurah mesin, metode pembersihan ruang bakar dari kerak karbon, memang populer di kalangan pemilik mobil. Efeknya yang instan membuat akselerasi mobil terasa lebih responsif, bak mobil baru. Namun, tahukah Anda bahwa gurah mesin tidak boleh dilakukan terlalu sering?
Proses gurah mesin melibatkan penggunaan cairan khusus yang dimasukkan ke ruang bakar untuk meluruhkan kerak karbon. Setelahnya, kerak yang terlepas disedot menggunakan alat vakum. Mekanik dari sebuah bengkel mobil di Yogyakarta, Tri Winarno, menjelaskan bahwa gurah mesin memang bisa menjaga performa mobil, tapi ada batasannya.
"Banyak pemilik mobil yang datang ke bengkel minta gurah mesin, padahal belum tentu dibutuhkan. Sebaiknya diarahkan karena gurah mesin juga punya efek samping," ungkap Tri.
Efek instan yang membuat mobil terasa lebih "bertenaga" sering kali membuat pemilik mobil ketagihan. Padahal, menurut Tri, kerak karbon yang luruh saat proses gurah mesin bisa menyisakan masalah baru. Sebagian kerak karbon bisa terselip di celah ring piston.
"Dalam jangka panjang, kerak yang terselip di ring piston bisa membuatnya macet. Akibatnya, ring piston menjadi kurang optimal dalam mengembang, yang pada akhirnya menurunkan kompresi dan membuat tenaga mesin loyo," jelas Tri.
Jadi, kapan waktu yang tepat untuk melakukan gurah mesin? Tri menyarankan agar tidak melakukannya terlalu sering. "Paling cepat, gurah mesin bisa dilakukan setiap setahun sekali atau sekitar 20.000 km. Atau bisa juga dilakukan jika performa mesin mulai terasa menurun," imbuhnya.
Penting untuk diingat, gurah mesin sebaiknya dilakukan di bengkel yang terpercaya dengan metode yang benar. Hal ini untuk menghindari kerusakan pada komponen mesin.
Oleh karena itu, jangan sampai tergiur dengan efek instan gurah mesin. Lakukan perawatan mobil dengan bijak dan sesuai kebutuhan agar mobil tetap prima dan awet. Konsultasikan dengan mekanik terpercaya untuk mendapatkan saran terbaik terkait perawatan mesin mobil Anda.
