Jakarta – Industri otomotif Indonesia mencatatkan penurunan penjualan yang signifikan di tahun 2024. Berbagai faktor menjadi penyebab, mulai dari gejolak ekonomi hingga sulitnya akses pembiayaan. Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan penurunan baik pada penjualan wholesales (pabrik ke dealer) maupun retail (dealer ke konsumen).

Penjualan wholesales pada 2024 hanya mencapai 865.723 unit, jauh di bawah angka 1.005.802 unit pada tahun sebelumnya. Sementara itu, penjualan retail juga mengalami penurunan, dari 998.059 unit di 2023 menjadi 889.680 unit di 2024. Artinya, ada selisih lebih dari 100 ribu unit kendaraan yang gagal terjual di pasaran.

Direktur Marketing and Planning & Communication Astra Daihatsu Motor (ADM), Sri Agung Handayani, mengungkapkan bahwa paruh kedua 2024 menjadi periode yang penuh tantangan bagi industri otomotif. Daya beli masyarakat, khususnya segmen first car buyer yang banyak berasal dari sektor informal, mengalami penurunan. Hal ini diperparah dengan kondisi ekonomi yang kurang stabil.

"Paruh kedua itu yang paling menantang adalah daya beli," ujar Agung. "Market Daihatsu banyak datang dari pemilik bisnis-bisnis kecil. Selain daya beli yang menurun, secara umum tantangan lain buat industri otomotif di paruh kedua tahun 2024 adalah terkait dengan lembaga pembiayaan alias leasing."

Masalah pembiayaan menjadi penghambat utama lainnya. Lembaga leasing kini lebih ketat dalam memberikan kredit, terutama bagi mereka yang baru pertama kali membeli mobil. Persyaratan uang muka yang lebih besar menjadi kendala bagi konsumen, sehingga tidak sedikit yang mengurungkan niatnya untuk membeli kendaraan baru.

Penurunan penjualan juga dialami oleh Daihatsu. Merek yang tetap menjadi nomor dua terlaris di Indonesia ini mencatatkan penjualan retail sebesar 168.263 unit di 2024, turun dari 194.108 unit di tahun sebelumnya. Meski begitu, Daihatsu masih mampu mempertahankan posisinya di pasar otomotif nasional.

Penurunan ini menjadi sinyal yang perlu diwaspadai bagi industri otomotif. Kondisi pelemahan nilai rupiah, pemilu yang sempat memberikan ketidakpastian, serta ketatnya syarat kredit dari leasing menjadi kombinasi yang memukul daya beli masyarakat. Diperlukan strategi dan inovasi yang tepat agar industri ini dapat kembali bangkit di tahun mendatang. Pemulihan ekonomi dan stabilitas kebijakan diharapkan dapat menjadi angin segar bagi geliat sektor otomotif Indonesia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini