Jakarta – Mesin mobil yang kepanasan atau overheat kerap menjadi momok menakutkan bagi para pengemudi. Masalah ini bukan hanya membuat perjalanan terhambat, tapi juga bisa berujung pada kerusakan yang lebih parah dan menguras kantong. Salah satu kunci utama untuk mencegahnya adalah dengan memperhatikan kondisi dan jadwal penggantian coolant, atau cairan pendingin.

Namun, masih banyak pengemudi yang belum paham betul kapan waktu ideal untuk mengganti coolant. Padahal, penggantian yang tepat waktu sangat krusial untuk menjaga performa mesin tetap optimal dan terhindar dari risiko overheat. Lalu, kapan sebenarnya waktu yang tepat?

Mengapa Coolant Sangat Penting?

Cairan coolant bukanlah sekadar air biasa. Ia memiliki formulasi khusus yang dirancang untuk menyerap panas dari mesin dan membawanya ke radiator untuk didinginkan. Proses sirkulasi ini menjaga suhu mesin tetap stabil dan mencegahnya dari kepanasan. Jika kualitas coolant menurun, kemampuan pendinginannya pun ikut berkurang, dan di sinilah masalah mulai timbul.

"Idealnya, coolant perlu diganti setiap dua tahun sekali atau setiap menempuh jarak 20.000 hingga 40.000 kilometer. Namun, ini juga tergantung pada jenis coolant dan bagaimana mobil digunakan," ujar mekanik profesional, Andreas, di bengkelnya di bilangan Jakarta Selatan. "Penggunaan mobil di area dengan lalu lintas padat atau saat cuaca terik, dapat mempercepat penurunan kualitas coolant, sehingga penggantian mungkin perlu dilakukan lebih sering."

Bagaimana Cara Mengecek Kondisi Coolant?

Pengecekan rutin kondisi coolant adalah hal yang wajib dilakukan. Perhatikan warna cairan. Jika sudah terlihat keruh, kotor, atau terdapat endapan, itu pertanda coolant sudah kehilangan efektivitasnya dan harus segera diganti. Membiarkan coolant yang sudah tidak layak pakai akan meningkatkan risiko kerusakan pada komponen mesin yang tentu akan memakan biaya perbaikan yang mahal.

Pantangan dan Anjuran Penggunaan Coolant

Satu hal yang perlu diingat, jangan pernah mencampur coolant dengan air biasa secara sembarangan. Air biasa tidak memiliki kandungan anti karat dan anti beku seperti yang ada pada coolant. Mencampur coolant dengan air biasa justru akan mempercepat terjadinya korosi pada sistem pendingin mobil.

Untuk mencegah masalah pada sistem pendingin, gunakan coolant yang direkomendasikan oleh pabrikan mobil. Selain itu, pastikan juga seluruh komponen sistem pendingin seperti selang, radiator, dan thermostat dalam kondisi baik dan bekerja optimal. Pengecekan rutin dan penggantian coolant tepat waktu adalah investasi kecil yang akan menyelamatkan Anda dari masalah besar di kemudian hari.

Kesimpulan

Merawat sistem pendingin mobil, khususnya coolant, adalah langkah penting untuk menjaga performa mesin dan mencegah risiko overheat. Dengan mengganti coolant secara berkala dan melakukan pengecekan rutin, Anda bisa memastikan mobil tetap prima dan siap menemani perjalanan Anda. Jadi, jangan tunda lagi, cek kondisi coolant mobil Anda sekarang juga!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini