SIBOLANGIT – Sebuah insiden kecelakaan tunggal kembali menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan dan kondisi prima saat berkendara. Sebuah mobil Toyota Avanza yang dikemudikan seorang pria lanjut usia (lansia) terjun ke jurang di Jalan Jamin Gunting KM 49, Desa Bandar Baru, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada awal pekan ini. Peristiwa ini patut menjadi sorotan, terutama terkait dengan risiko mengemudi di usia senja.
Kejadian bermula ketika MW (73), pengemudi mobil tersebut, melaju dari arah Berastagi menuju Medan. Diduga kuat akibat mengantuk, MW kehilangan kendali saat melintasi tikungan. Mobilnya pun terperosok ke jurang sedalam sekitar 7 meter. Beruntung, dalam insiden ini tidak ada korban jiwa. Pengemudi dan penumpang berhasil dievakuasi dengan selamat.
Kecelakaan ini sekali lagi menyoroti bahaya mengemudi dalam kondisi fisik yang tidak prima. Kondisi mengantuk, sebagaimana yang dialami MW, sangat berisiko meningkatkan potensi kecelakaan. Bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga bagi pengguna jalan lain.
"Kondisi fisik dan mental yang prima adalah kunci utama keselamatan di jalan," ujar seorang pengamat keselamatan berkendara, Sony Susmana. Ia menambahkan, "Istirahat yang cukup, asupan nutrisi yang baik, serta kontrol emosi, adalah faktor-faktor penting untuk menjaga fokus dan kewaspadaan."
Sony juga menekankan pentingnya metode Commentary Driving. Metode ini melibatkan pengemudi untuk "berbicara" tentang potensi bahaya di sekitar, sehingga membantu memompa oksigen ke otak dan meningkatkan kewaspadaan. "Metode ini terbukti efektif, namun sayangnya banyak pengemudi yang belum menerapkannya," ungkapnya.
Di sisi lain, Jusri Pulubuhu, seorang pakar keselamatan berkendara, memberikan pandangan yang lebih tegas mengenai batasan usia pengemudi. Ia tidak merekomendasikan orang berusia lebih dari 70 tahun untuk mengemudi, terutama di jalanan Indonesia yang terkenal semrawut.
"Kemampuan kognitif dan konsentrasi sangat dibutuhkan saat mengemudi. Ini seringkali menurun seiring bertambahnya usia," jelas Jusri. Ia juga mengusulkan perlunya regulasi yang lebih ketat bagi pengemudi lansia, termasuk verifikasi ulang kemampuan fisik, visibilitas, kognitif, serta keterampilan berkendara.
Insiden di Sibolangit ini menjadi pengingat bagi kita semua. Keselamatan di jalan raya adalah tanggung jawab bersama, dimulai dari diri sendiri. Memastikan kondisi fisik dan mental prima, menerapkan metode berkendara yang aman, serta memahami batasan kemampuan diri adalah langkah-langkah krusial yang tidak boleh diabaikan. Diperlukan kesadaran kolektif untuk menciptakan lalu lintas yang aman dan nyaman bagi semua pengguna jalan.