Jakarta – Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan bahwa kemacetan di Jakarta sudah terjadi sejak lama dan belum bisa teratasi meski sudah ada berbagai transportasi umum seperti KRL, MRT, LRT, kereta cepat, dan Transjakarta. Jokowi menilai bahwa transportasi umum harus dibangun lebih masif lagi agar masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.
"Di Jakarta, kalau di Jakarta ini macetnya sudah bertahun-tahun. Kita sudah ada KRL, ada LRT, ada MRT, ada kereta cepat, ada Transjakarta, itupun masih macet di semua titik," kata Jokowi saat meresmikan Terminal Samarinda Seberang yang ditayangkan Youtube Sekretariat Presiden.
Jokowi mengatakan bahwa kemacetan di Jakarta tidak hanya merugikan masyarakat secara ekonomi, sosial, dan kesehatan, tetapi juga berdampak pada lingkungan. Jokowi mengutip data dari TomTom Traffic Index yang menunjukkan bahwa Jakarta menduduki peringkat ke-30 kota termacet di dunia tahun 2023.
"Selama setahun, warga Jakarta membuang 117 jam atau setara 4 hari 21 jam karena berkendara saat macet. Angka itu lebih lama 10 jam 21 menit dibanding tahun 2022. Meningkatnya biaya bahan bakar dan konsumsi bahan bakar akibat waktu perjalanan yang lebih lama, jelas berdampak pada anggaran pengendara yang harus menggunakan mobilnya setiap hari untuk berangkat kerja. Peningkatan konsumsi ini secara alami berdampak langsung pada rata-rata emisi CO2 per kendaraan," sebut Jokowi.
Untuk itu, Jokowi mendorong masyarakat untuk menggunakan transportasi umum yang lebih efisien, nyaman, dan ramah lingkungan. Jokowi juga meminta pemerintah daerah untuk menyiapkan transportasi umum yang terintegrasi dan terkoneksi dengan baik.
"Kita harus mendorong lagi transportasi massal transportasi umum agar penggunaan kendaraan pribadi terus berkurang. Saya kira akan sangat baik kalau menggunakan transportasi umum dan tidak menggunakan transportasi pribadi. Ini untuk sekali lagi mengurangi kemacetan di semua kota yang kita miliki," ujar Jokowi.
Jokowi berharap dengan adanya terminal baru di Samarinda, masyarakat bisa lebih mudah mengakses transportasi umum seperti bus, angkutan kota, dan taksi. Jokowi juga mengapresiasi pembangunan terminal yang menggunakan konsep green building dan smart city.
"Terminal ini merupakan terminal modern yang dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang memadai, seperti ruang tunggu yang nyaman, area komersial, mushola, toilet, dan CCTV. Terminal ini juga menggunakan sistem manajemen transportasi terpadu yang terintegrasi dengan aplikasi online," tutur Jokowi.
Terminal Samarinda Seberang merupakan terminal tipe A yang dibangun dengan anggaran Rp 157 miliar. Terminal ini memiliki luas lahan 6,5 hektare dan luas bangunan 11.000 meter persegi. Terminal ini mampu menampung 1.200 kendaraan per hari dan 15.000 penumpang per hari. (Copilot)