Jakarta – Di tengah gempuran mobil-mobil modern dengan desain serba canggih, nama Mazda Astina tetap menjadi perbincangan hangat di kalangan penggemar otomotif. Mobil yang pertama kali mengaspal di Indonesia pada tahun 1991 ini bukan hanya sekadar kendaraan, melainkan simbol inovasi dan gaya sporty yang khas di masanya.
Mazda Astina hadir sebagai representasi dari visi Mazda, "Mazda Hadirkan Teknologi Masa Depan Saat Ini". Tagline ini bukan sekadar pemanis bibir, melainkan terbukti dengan penyematan fitur-fitur yang terbilang revolusioner pada zamannya. Salah satu yang paling mencolok adalah penggunaan speedometer digital, sebuah terobosan yang belum banyak diadopsi oleh mobil lain pada era tersebut.
Desainnya pun tak kalah memukau. Bodi liftback yang aerodinamis dipadukan dengan lampu pop-up yang ikonik, memberikan kesan sporty dan futuristik yang tak lekang oleh waktu. Lampu pop-up ini mengingatkan kita pada mobil-mobil legendaris lainnya seperti Toyota Levin, Mazda Miata Gen 1, dan RX-7 FC. Sayangnya, karena alasan keamanan, lampu model ini sudah tidak lagi digunakan pada mobil-mobil produksi modern.
Mazda Astina, yang juga dikenal sebagai bagian dari ‘keluarga Familia’ dengan kode 323F, memiliki dimensi yang proporsional: panjang 4.070 mm, lebar 1.695 mm, tinggi 1.350 mm, jarak sumbu roda 2.570 mm, dan ground clearance 160 mm. Ukuran ini memberikan keseimbangan antara kepraktisan dan performa.
Interior Mazda Astina mengusung desain sederhana namun fungsional. Material fabric yang umum pada era 90-an mendominasi kabin, dengan sentuhan soft touch pada beberapa bagian untuk meningkatkan kenyamanan. Pengaturan posisi duduk dan kemudi sudah tersedia, meski hanya sebatas pengaturan kemiringan dan tilt, belum ada fitur pengaturan ketinggian. Sistem AC dengan empat kisi-kisi udara dan pengaturan slide khas mobil 90-an menambah sentuhan klasik pada interiornya.
Dashboard didesain dengan panel indikator digital yang informatif, menampilkan jam, level bahan bakar, kecepatan, putaran mesin, dan temperatur. Fitur lain seperti sistem audio empat speaker, central lock, spion elektrik, dan wiper intermittent juga turut melengkapi kenyamanan pengemudi dan penumpang. Kapasitas bagasi yang cukup besar dengan cover untuk menjaga privasi juga menjadi nilai tambah bagi mobil ini.
Dari segi handling, Mazda Astina cukup responsif berkat power steering dan suspensi yang mumpuni. Kekedapan kabinnya juga patut diacungi jempol, mampu meredam suara mesin dan ban dengan baik.
Di balik kap mesin, Mazda Astina menggendong mesin BP05 berkapasitas 1.800cc DOHC. Mesin ini menghasilkan tenaga 102 HP pada 5.500 rpm dan torsi 150 Nm pada 4.000 rpm, yang disalurkan ke roda depan melalui transmisi manual 5-speed. Karakter mesin yang responsif pada putaran bawah dan galak pada putaran atas membuat mobil ini unggul di kelasnya. Selain itu, posisi pedal yang rapat juga memungkinkan teknik "left foot braking", yang umum digunakan oleh pembalap.
Namun, dibalik keunggulannya, Mazda Astina juga memiliki beberapa kekurangan. Mesinnya seringkali dianggap rewel, meski perawatan rutin dapat meminimalisir masalah tersebut. Konsumsi bahan bakar yang boros juga menjadi salah satu catatan yang perlu diperhatikan.
Di sisi lain, keunggulan Mazda Astina terletak pada ketersediaan sparepart yang mudah didapatkan. Sebagai bagian dari keluarga 323, mobil ini dapat menggunakan beberapa sparepart yang sama dengan model Mazda 323 lainnya. Beberapa bagian mesin bahkan bisa diganti dengan komponen dari Ford dan Hyundai, mengingat Mazda pernah menjalin kerja sama dengan kedua merek tersebut.
Desain ikonik, panel speedometer digital yang modern, dan performa yang memuaskan adalah beberapa nilai jual lain dari Mazda Astina. Harga Mazda Astina bekas saat ini berkisar antara Rp 30-45 jutaan, sementara untuk unit yang kondisinya prima dengan modifikasi proper, harganya bisa menyentuh angka Rp 60 jutaan.
Mazda Astina adalah mobil yang memadukan gaya, inovasi, dan performa. Meski memiliki beberapa kekurangan, mobil ini tetap menjadi pilihan menarik bagi para penggemar mobil sporty dengan sentuhan nostalgia. Ia adalah representasi dari era otomotif yang penuh dengan inovasi dan keberanian.