Jakarta – Fenomena aneh melanda pasar mobil bekas, khususnya untuk Suzuki Jimny generasi keempat. Alih-alih menyusut nilainya, harga mobil SUV mungil ini justru meroket, bahkan bisa melampaui harga barunya. Sebuah unit Jimny bekas tahun 2020, dengan kondisi nyaris seperti baru, ditawarkan dengan harga fantastis di atas Rp 500 juta.
Kondisi ini bukan tanpa sebab. Ketidakseimbangan antara permintaan dan ketersediaan unit menjadi pemicu utama. Suzuki Jimny, yang diproduksi di Jepang, hanya mampu menghasilkan 50-55 ribu unit per tahun untuk seluruh dunia. Sementara itu, peminatnya membludak, menjadikannya barang langka yang diburu banyak kolektor dan penggemar otomotif.
Di Indonesia, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) hanya kebagian jatah 50 unit per bulan. Kondisi ini memicu antrean inden yang mengular hingga belasan tahun. Bahkan, saking panjangnya daftar tunggu, Suzuki Indonesia terpaksa menutup pendaftaran inden untuk generasi keempat Jimny.
Lonjakan harga Jimny bekas menjadi konsekuensi logis dari kondisi ini. Sebuah dealer di kawasan Pondok Indah, Jakarta, menawarkan Jimny bekas tahun 2020 bertransmisi otomatis dengan harga Rp 530 juta untuk pembelian kredit dan Rp 550 juta untuk tunai. Mobil tersebut diklaim baru berjalan 100 km, interiornya masih terbungkus plastik, dan STNK baru terbit bulan Desember ini.
Angka ini jauh melampaui harga baru Jimny varian serupa, yang dibanderol sekitar Rp 398 juta. Selisih harga lebih dari Rp 100 juta menjadi bukti betapa tingginya permintaan akan mobil ikonik ini. Meski demikian, dealer masih membuka ruang negosiasi dan akan membantu proses transaksi kredit atau tunai bagi pembeli yang datang langsung ke showroom.
Fenomena Jimny bekas yang harganya melambung tinggi ini, menjadi gambaran bagaimana sebuah mobil, yang awalnya bukan tergolong mobil mewah atau sport, bisa menjadi sangat bernilai karena kelangkaan. Ini juga menjadi pelajaran bagi pabrikan otomotif untuk lebih jeli melihat potensi pasar dan menyesuaikan kapasitas produksi agar tidak terjadi gejolak harga yang signifikan.
Bagi konsumen yang ingin memiliki Jimny, fenomena ini tentu menjadi dilema. Antara menunggu inden yang sangat lama atau menebus unit bekas dengan harga yang fantastis. Pilihan ada di tangan masing-masing, namun yang jelas, Jimny generasi keempat telah berhasil mencuri perhatian dan menciptakan dinamika pasar yang unik.