Jakarta – Di tengah pasar mobil bekas yang terus bergeliat, sebuah penawaran menarik muncul: BMW Seri 5 keluaran 2004 dijual dengan harga yang lebih rendah dari Toyota Agya baru. Hal ini tentu menjadi sorotan, mengingat BMW dikenal sebagai merek premium dengan citra kemewahan dan performa tinggi.
BMW Seri 5 tipe 520i (E60) berwarna abu-abu metalik ini diiklankan dengan harga Rp 109 juta. Harga tersebut berlaku untuk pembelian tunai, kredit, maupun tukar tambah. Menariknya, dealer penjual menegaskan bahwa harga yang ditawarkan bukan merupakan "jebakan harga" dengan skema kredit yang memberatkan atau harga tunai yang lebih tinggi.
Sebagai perbandingan, harga on-the-road (OTR) Toyota Agya di Jakarta per Januari 2021 dimulai dari Rp 143,8 juta. Artinya, BMW Seri 5 bekas ini bahkan lebih murah Rp 34,8 juta dibandingkan Agya tipe terendah. Perbedaan harga yang cukup signifikan ini tentu mengundang tanya.
Menurut deskripsi iklan, mobil yang diproduksi pada 2004 namun baru dibeli oleh pemilik pertama pada 2005 ini memiliki jarak tempuh 95 ribu km. Dealer mengklaim odometer tersebut asli dan bukan hasil manipulasi. Pajak kendaraan bermotor tahunan pun masih berlaku hingga April 2021.
Kondisi interior BMW lawas ini diklaim masih orisinil dan terawat baik. Jok dan dasbor disebut masih dalam kondisi bagus, begitu pula dengan kelengkapan-kelengkapan lainnya. Mesin pun dinyatakan dalam kondisi standar dan kering, dengan transmisi yang mulus. AC juga berfungsi dengan baik dan masih dingin.
Tidak hanya itu, sistem kelistrikan mobil juga diklaim berfungsi normal layaknya mobil baru. Ban dan kaki-kaki pun masih dalam kondisi 95 persen. Dealer pun memberikan kesempatan bagi calon pembeli untuk melakukan uji coba dan membawa teknisi dari bengkel kepercayaan, bahkan dari bengkel resmi, untuk melakukan pengecekan.
Penjual juga menjamin bahwa mobil ini bukan bekas lelang atau tarikan leasing, tidak pernah mengalami tabrakan atau kebanjiran. Dokumen-dokumen kendaraan pun dipastikan lengkap dan asli. Lebih lanjut, semua oli mobil telah diganti.
Munculnya penawaran BMW Seri 5 bekas dengan harga yang jauh di bawah mobil baru segmen LCGC (Low Cost Green Car) seperti Toyota Agya, memberikan pilihan menarik bagi konsumen. Di satu sisi, konsumen bisa mendapatkan mobil premium dengan harga yang lebih terjangkau. Namun, di sisi lain, konsumen perlu mempertimbangkan biaya perawatan dan potensi masalah yang mungkin muncul pada mobil berusia 17 tahun tersebut.
Pilihan akhir tentu ada di tangan konsumen. Apakah lebih memilih mobil baru yang lebih irit dan minim risiko kerusakan, atau mobil bekas premium dengan kenyamanan dan prestise yang lebih tinggi, namun dengan konsekuensi biaya perawatan yang mungkin lebih besar?