Jakarta – Insiden arogansi petugas pengawalan (patwal) yang terekam menunjuk-nunjuk sopir taksi di jalanan Jakarta berbuntut panjang. Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya telah mengidentifikasi petugas tersebut dan memberikan sanksi teguran. Brigadir DK, nama petugas patwal tersebut, telah dipanggil untuk dimintai klarifikasi terkait tindakannya.
"Saat ini anggota sudah dilakukan pemanggilan dan klarifikasi terkait kejadian tersebut serta diberikan sanksi teguran untuk lebih humanis pada saat melaksanakan giat pengawalan," ujar Wadirlantas AKBP Argo, dikutip dari keterangan resminya, Sabtu (11/1).
Menurut keterangan Brigadir DK, insiden itu terjadi di kawasan Sudirman-Thamrin pada Rabu (8/1) sore. Saat itu, kemacetan terjadi akibat adanya truk penambal jalan di jalur tengah. Sebuah taksi Toyota Alphard berusaha menghindar ke kanan, namun hampir bersenggolan dengan kendaraan lain dari arah yang sama. Akibatnya, taksi tersebut berhenti dengan jeda yang cukup lama.
"Dan saat itu terlihat terjadi perdebatan antara kedua kendaraan tersebut sehingga menyebabkan kemacetan," kata Argo, menirukan ucapan Brigadir DK.
Brigadir DK mengaku ingin melerai perdebatan tersebut dan meminta taksi untuk segera maju agar tidak semakin memacetkan jalan. Namun, gestur menunjuk-nunjuk yang dilakukannya justru dinilai arogan.
Meskipun demikian, Ditlantas Polda Metro Jaya tidak serta merta menerima keterangan dari Brigadir DK. Pihak kepolisian juga berencana memanggil pengemudi taksi Alphard untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Klarifikasi dari sopir taksi ini akan membantu pihak kepolisian untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif mengenai kejadian tersebut.
"Ditlantas Polda Metro Jaya meminta maaf apabila sikap gestur yang dilakukan oleh anggota dianggap tidak layak/arogan, akan menjadi bahan evaluasi untuk giat pengawalan selanjutnya," imbuh AKBP Argo.
Kasus ini menjadi pengingat bagi aparat kepolisian, terutama petugas patwal, untuk selalu mengedepankan sikap humanis dan profesional dalam bertugas. Masyarakat berharap kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Evaluasi menyeluruh terhadap prosedur pengawalan juga perlu dilakukan untuk mencegah tindakan arogan dari petugas di lapangan. Selain itu, edukasi mengenai etika berlalu lintas dan saling menghormati antar pengguna jalan juga menjadi kunci penting untuk menciptakan situasi berkendara yang aman dan nyaman bagi semua pihak.