Jakarta – Istilah "Laundry GPS" belakangan mencuat ke permukaan dan menjadi momok menakutkan dalam transaksi jual beli mobil bekas. Praktik ini, yang bertujuan menghilangkan jejak pelacak GPS pada kendaraan curian, ternyata menjadi bagian integral dari sindikat penggelapan mobil yang semakin canggih.
Fenomena "Laundry GPS" bukan sekadar isu di kalangan pelaku kejahatan, tetapi telah merambah ke perbincangan hangat masyarakat luas, terutama setelah beberapa kasus penggelapan mobil dengan kekerasan mencuat. Istilah ini mengacu pada upaya sistematis untuk melumpuhkan perangkat GPS, baik yang terpasang sebagai fitur bawaan pabrik maupun yang dipasang sendiri (aftermarket). Tujuan utamanya jelas: membuat mobil curian sulit terlacak dan dapat dijual kembali tanpa terdeteksi.
"Prinsipnya itu menghilangkan jejak. Jadi, supaya jejak GPS-nya hilang dan tidak terdeteksi," ujar seorang pemilik rental mobil yang enggan disebutkan namanya. Menurutnya, praktik ini sudah menjadi bahasa sehari-hari di kalangan pelaku penggelapan mobil.
Kasus penembakan pemilik rental di Tangerang beberapa waktu lalu, yang ternyata melibatkan oknum aparat negara, menjadi contoh nyata betapa seriusnya ancaman "Laundry GPS". Mobil yang menjadi objek kejahatan tersebut diketahui memiliki tiga perangkat pelacak GPS. Pelaku berhasil melumpuhkan dua di antaranya, namun berkat satu GPS yang masih berfungsi, akhirnya mobil tersebut berhasil ditemukan. Proses pencopotan atau pelumpuhan GPS inilah yang kini dikenal dengan istilah "Laundry GPS".
Namun, modus kejahatan ini tidak berhenti pada pencopotan GPS. Pelaku juga kerap kali memanipulasi dokumen kendaraan. Pemalsuan STNK dan BPKB, yang biasa disebut "Aspal" (Asli tapi Palsu), juga menjadi bagian dari praktik kejahatan ini. "Ada juga yang BPKB itu, jadi sama gitu, padahal mobilnya bukan itu sebenarnya. Orang yang enggak mengerti kan dia anggap itu sah saja," kata sumber tersebut.
Melihat fenomena ini, masyarakat semakin khawatir akan keamanan transaksi jual beli mobil bekas. Kewaspadaan dan kejelian menjadi kunci untuk terhindar dari praktik penipuan yang semakin canggih. Para pembeli disarankan untuk lebih teliti dalam memeriksa kelengkapan dokumen dan kondisi fisik mobil, serta melakukan pengecekan lebih lanjut jika merasa ada kejanggalan.
Selain itu, penting untuk melibatkan pihak ketiga yang terpercaya, seperti jasa inspeksi mobil profesional, untuk memastikan keabsahan kendaraan sebelum melakukan transaksi. Kasus "Laundry GPS" ini menjadi pengingat bahwa transaksi jual beli mobil bekas tidak lagi sesederhana yang dibayangkan dan membutuhkan kehati-hatian ekstra.