Jakarta – GAC Aion, pendatang baru di pasar mobil listrik, hadir dengan gebrakan teknologi yang menjanjikan. Mereka tidak sekadar mengikuti tren, melainkan berani mendobrak pakem dengan menghadirkan platform khusus mobil listrik murni, yang mereka sebut Advanced Electrification Platform (AEP). Langkah ini diklaim menjadi kunci keunggulan produk mereka, seperti Aion Y Plus.
Platform AEP bukan sekadar improvisasi dari platform mobil konvensional bermesin bakar. Menurut Xu ZhaoYu, Head of Product Training Aion South East Asia, memilih mobil listrik yang dibangun dengan platform eksklusif adalah keharusan. "Hanya model yang dikembangkan secara eksklusif dengan platform arsitektur mobil listrik murni yang bisa disebut mobil listrik dengan energi terbarukan," tegasnya.
Menghindari Jebakan Platform Konversi
Pendekatan ini didasari oleh kelemahan platform konversi dari mobil ICE (Internal Combustion Engine) ke EV (Electric Vehicle). ZhaoYu memaparkan beberapa kekurangan platform konversi, diantaranya:
- Ruang kabin depan yang sia-sia.
- Tidak menggunakan ukuran baterai yang reguler.
- Lantai yang cukup tinggi.
- Kenyamanan dan pengalaman berkendara yang kurang optimal.
- Posisi baterai di belakang yang berpotensi membahayakan dari sisi keselamatan.
Keunggulan Platform AEP
GAC Aion mengklaim platform AEP mereka membawa sejumlah keunggulan signifikan:
-
Bobot Lebih Ringkas dan Efisien: Platform AEP mengintegrasikan motor listrik, kontrol elektronik, dan reducer menjadi satu unit yang ringkas, 30 persen lebih kecil dari jenis split type. Efisiensi ini berdampak pada bobot kendaraan yang lebih ringan hingga 20 persen dan kepadatan daya baterai 20 persen lebih tinggi.
-
Kabin Luas, Dimensi Ringkas: Dengan wheelbase panjang (2.750 mm) dan overhang pendek, AEP menciptakan ruang kabin yang lega. Ruang kaki mencapai 1.022 mm dan sudut bukaan pintu hingga 90 derajat. Desain lantai rata memungkinkan kursi belakang direbahkan 180 derajat, seolah menciptakan kasur dalam mobil. Kursi belakang juga dapat dilipat untuk ruang bagasi hingga 1.200 liter.
Dengan luas kabin sekitar lima meter persegi, mobil ini diklaim nyaman untuk perjalanan jauh dan mengakomodasi keluarga dengan anak-anak. Distribusi bobot 50:50 diklaim memberikan sensasi berkendara ala mobil sport.
-
Keamanan dan Pendinginan Baterai: Platform ini memberikan perlindungan optimal untuk baterai dengan insulasi dan sistem pendinginan yang mumpuni. Posisi baterai dirancang agar tidak membuat ground clearance menjadi terlalu rendah.
-
Integrasi Sistem Software dan ADAS: Platform AEP menggabungkan sistem software dengan komponen mobil, memungkinkan implementasi fitur ADAS (Advanced Driver Assistance Systems) seperti ACC, AEB, FCW, TJA, ICA, dan LDW. Sistem kamera 360 juga terintegrasi untuk memantau lingkungan sekitar kendaraan.
Aion Y Plus: Andalan GAC di Indonesia
GAC Aion memperkenalkan Aion Y Plus sebagai model andalan mereka di Indonesia. Compact SUV ini dibangun dengan platform AEP 2.0, dibekali motor listrik 210 hp dan torsi 225 Nm dengan penggerak roda depan.
Aion Y Plus hadir dalam dua varian:
- Exclusive: Jarak tempuh 410 km, harga Rp415 juta (OTR Jakarta), baterai 50,66 kWh.
- Premium: Jarak tempuh 490 km, harga Rp475 juta (OTR Jakarta), baterai 63,3 kWh.
Mobil ini menawarkan fitur Keyless Start, Level 2 Intelligent Driving, LCBM Full Interactive System, Intelligent Voice Control, i-Pedal, 360 Panoramic View, serta berbagai fitur ADAS.
Dengan pendekatan platform AEP, GAC Aion tampaknya ingin membuktikan bahwa mobil listrik bukan sekadar adaptasi dari mobil konvensional, melainkan sebuah revolusi dalam teknologi otomotif. Kehadiran mereka di Indonesia patut diperhitungkan sebagai pemain baru yang menawarkan solusi mobilitas listrik yang lebih canggih dan efisien.