Jakarta – Pemecatan Shin Tae-yong (STY) dari kursi pelatih Timnas Indonesia menyisakan cerita menarik di balik layar. Bukan hanya soal performa tim di lapangan, tapi juga tentang deretan mobil mewah yang pernah menjadi fasilitas STY selama bertugas di Tanah Air.

Seperti diketahui, STY pernah menerima tiga unit mobil dari PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), yakni Hyundai Staria, Hyundai Palisade, dan Genesis Electrified G-80 Long-Wheelbase. Pemberian ini menjadi bagian dari kerjasama antara Hyundai dan PSSI, sebagai dukungan terhadap perkembangan sepak bola nasional.

Namun, tidak semua mobil tersebut diberikan secara cuma-cuma. Ada beberapa unit yang statusnya pinjaman. Pertanyaan pun muncul: bagaimana nasib mobil-mobil mewah ini setelah STY tak lagi melatih Timnas dan kembali ke Korea Selatan?

Pihak HMID sendiri belum bisa memberikan kepastian. COO HMID, Fransiscus Soerjopranoto, mengungkapkan bahwa pihaknya masih fokus pada peluncuran produk baru dan belum melakukan koordinasi terkait status kendaraan-kendaraan tersebut.

"Untuk kendaraan (pemberian Hyundai) untuk Shin Tae-yong, kami sampai saat ini belum berkoordinasi. Karena kami fokus memperkenalkan mobil baru kami. Tapi secara operasional support kami ke Timnas tidak akan berkurang," ujar Fransiscus.

Pernyataan ini mengindikasikan bahwa HMID masih belum menentukan apakah mobil-mobil tersebut akan ditarik kembali, diberikan kepada STY sepenuhnya, atau dialihkan ke pihak lain.

Meskipun STY tidak lagi melatih Timnas, Frans menegaskan bahwa kemitraan Hyundai dengan PSSI akan tetap berlanjut. HMID berkomitmen untuk terus mendukung operasional Timnas demi peningkatan kualitas sepak bola Indonesia.

"Kami men-support bukan terhadap individunya, tapi terhadap operasionalnya. Dan dari operasional itu kita berharap ada peningkatan dari kualitas olahraga di Indonesia, khususnya dalam hal ini sepak bola bisa terus meningkat," imbuhnya.

Lantas, bagaimana jika mobil-mobil bekas STY ini diwariskan kepada pelatih baru Timnas, Patrick Kluivert? Sayangnya, Frans memastikan bahwa belum ada diskusi terkait hal ini. Fokus HMID saat ini masih tertuju pada peluncuran produk baru mereka.

Kisah ini menjadi menarik karena menggambarkan dinamika dalam dunia sepak bola profesional. Bukan hanya soal taktik dan strategi di lapangan, tapi juga tentang urusan logistik, fasilitas, dan tentu saja, mobil mewah yang menjadi bagian dari kehidupan seorang pelatih.

Nasib mobil-mobil mewah Hyundai ini menjadi tanda tanya. Apakah akan kembali ke tangan Hyundai, menjadi milik STY sepenuhnya, atau bahkan ‘berpindah tangan’ ke pelatih Timnas yang baru? Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya. Yang pasti, kisah ini menambah warna dalam perjalanan sepak bola Indonesia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini