Jakarta – Siapa yang tak kenal Honda Win? Motor batangan dengan desain kotak yang ikonik ini pernah menjadi raja jalanan di era 80-an hingga awal 2000-an. Dikenal sebagai motor dinas para ‘pak camat’ dan pegawai pemerintahan, kini Honda Win justru kembali naik daun dan diburu para kolektor maupun pengguna harian. Apa yang membuatnya begitu istimewa?

Honda Win diproduksi dari tahun 1984 hingga 2005, sebuah usia yang cukup panjang untuk sebuah model motor di Indonesia. Selain karena desainnya yang khas, popularitas motor ini juga terdongkrak berkat perannya sebagai tunggangan Si Doel dalam sinetron legendaris "Si Doel Anak Sekolahan".

Berbeda dengan motor batangan lain yang cenderung tampil dengan lekukan bulat, Honda Win hadir dengan desain serba kotak dan mesin tidur. Desain ini mengingatkan kita pada motor klasik CB Gelatik, yang juga menggunakan blok mesin horizontal. Tampilan yang unik ini menjadi salah satu daya tarik Honda Win.

Kelebihan Honda Win: Irit, Tangguh, dan Mudah Perawatan

Di tengah gempuran motor sport yang bertenaga, Honda Win hadir sebagai antitesis. Motor ini memang tidak dirancang untuk kecepatan, namun unggul dalam hal ketangguhan, kenyamanan, dan yang paling penting, irit bahan bakar. Honda Win dirancang sebagai motor serbaguna yang siap digunakan di berbagai medan, termasuk untuk mengangkut hasil pertanian.

Ditenagai mesin 100cc underbone, Honda Win 100 mampu menghasilkan tenaga 10,8 HP pada 8.000 rpm dan torsi 7,5 Nm pada 5.500 rpm. Mesin ini dikombinasikan dengan transmisi manual 4 percepatan dan sistem karburator. Meski tenaganya tidak terlalu besar, motor ini dikenal irit bensin dengan konsumsi sekitar 50 km per liter.

Honda Win hadir dalam dua varian: standar dan semi trail. Perbedaan utama terletak pada ukuran roda. Varian standar menggunakan velg 17 inci di depan dan belakang, sedangkan varian semi trail menggunakan velg 18 inci di depan dan 17 inci di belakang. Varian trail juga memiliki spakbor yang lebih tinggi, khas motor trail pada umumnya.

Posisi berkendara Honda Win juga dinilai nyaman. Stang yang melengkung dan jok yang panjang membuat pengendara tidak mudah lelah, bahkan untuk perjalanan jarak jauh sekalipun. Selain itu, motor ini juga dikenal mudah dirawat karena spare part-nya masih mudah ditemukan dan kompatibel dengan beberapa model motor Honda lain seperti Grand dan Supra lama.

Kekurangan Honda Win: Rem Tromol dan Bukan untuk Kecepatan

Meski memiliki banyak kelebihan, Honda Win juga punya beberapa kekurangan. Salah satunya adalah sistem pengereman yang masih menggunakan rem tromol di kedua roda. Rem tromol memang tidak se-responsif rem cakram, namun masih cukup memadai untuk spesifikasi Honda Win yang tenaganya tidak terlalu besar.

Selain itu, Honda Win memang bukan motor yang dirancang untuk kecepatan. Tenaganya tidak terlalu istimewa sehingga kurang cocok untuk perjalanan antar kota dengan kecepatan tinggi.

Harga Bekas Melambung Tinggi

Dulu, Honda Win hanya dianggap sebagai motor tua biasa dengan harga yang terjangkau. Namun, kini situasinya berubah. Honda Win semakin diburu, baik oleh para kolektor yang ingin bernostalgia maupun oleh pengguna harian yang menginginkan motor irit dan tangguh.

Akibatnya, harga bekas Honda Win pun terus merangkak naik. Kondisi motor yang cukup baik kini bisa mencapai harga mulai dari Rp8 juta, bahkan untuk yang sudah direstorasi, harganya bisa mencapai belasan juta rupiah.

Kesimpulan: Lebih dari Sekadar Motor Dinas

Honda Win bukan sekadar motor dinas atau motor "pak camat". Ia adalah sebuah legenda, sebuah simbol ketangguhan, keiritan, dan kesederhanaan. Dengan desainnya yang unik, perawatannya yang mudah, dan konsumsi bahan bakarnya yang irit, tak heran jika Honda Win kembali menjadi primadona di kalangan penggemar motor klasik. Jika Anda mencari motor yang tangguh, irit, dan memiliki nilai historis, Honda Win bisa menjadi pilihan yang menarik.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini