Jakarta – Di era 90-an, saat motor bebek 2-tak masih merajai jalanan, Suzuki hadir dengan gebrakan baru lewat Shogun 110. Bukan sekadar bebek 4-tak biasa, Shogun generasi pertama, yang akrab disapa "Kebo," menjelma menjadi legenda dengan performa mesin yang di atas rata-rata. Kini, motor ini menjadi incaran kolektor dan harganya pun mulai merangkak naik.

Lahirnya Sang Legenda

Suzuki Shogun 110, dengan kode FD110, pertama kali mengaspal pada tahun 1995. Desainnya yang mengotak, sedikit mirip dengan Tornado 2-tak, membuatnya mudah dikenali. Namun, di balik bodi bongsornya, tersimpan mesin 4-tak 110cc yang menjadi ciri khasnya.

Tidak seperti rivalnya, Honda Astrea Grand dan Yamaha Crypton, Shogun hadir dengan cita rasa yang berbeda. Ia tak hanya irit bahan bakar, tetapi juga bertenaga. Mesinnya dikenal responsif dan agresif, menjadikannya favorit para penggemar kecepatan. Julukan "Kebo" pun melekat karena bodinya yang terkesan kekar dan tangguh.

Performa Gahar di Kelas Bebek

Salah satu daya tarik utama Shogun Kebo adalah performa mesinnya yang superior. Dibekali mesin 4-tak 109cc, OHC, 2 katup, dan berpendingin udara, Shogun mampu menghasilkan tenaga 9,8 PS pada 7.000 rpm. Angka ini bahkan lebih tinggi dari beberapa bebek 125cc pada masanya.

Mesin Shogun Kebo dikenal sebagai "high revving engine" atau mesin yang mampu berputar pada putaran tinggi. Hal ini didukung oleh desain kruk as dengan stroke pendek (48,8 mm), mirip dengan mesin motor sport. Karburator Mikuni VM 17 juga berperan penting dalam menyuplai bahan bakar dengan presisi.

Rahasia di Balik Keunggulan Mesin

Lebih dari sekadar spesifikasi di atas kertas, ada beberapa faktor lain yang membuat performa Shogun Kebo begitu istimewa. Salah satunya adalah CDI Shindengen yang memiliki limiter lebih tinggi, memungkinkan mesin berputar hingga 13.000 rpm. Bandingkan dengan limiter motor bebek lain yang umumnya berada di kisaran 8.000-9.000 rpm.

Selain itu, Shogun Kebo juga dilengkapi dengan per klep ganda untuk memastikan buka tutup klep yang optimal pada putaran tinggi. Noken as juga didesain khusus untuk efisiensi volumetrik, serta lift noken as yang lebih besar dibanding Shogun generasi selanjutnya.

Desain kubah silinder head yang cekung, ala "hemi-spherical", juga memberikan keunggulan. Desain ini memungkinkan pemasangan klep besar dan sudut klep yang lebih miring, sehingga aliran udara ke ruang bakar lebih lancar.

Dicari Kolektor, Harga Meroket

Kombinasi antara performa mesin yang unggul, desain yang ikonik, dan sejarah yang membekas, membuat Shogun Kebo menjadi incaran para kolektor. Motor bebek ini mulai banyak direstorasi, dan harganya pun kian melambung.

Untuk unit standar, harganya kini berkisar Rp3 juta. Sementara itu, unit yang telah direstorasi dengan kondisi mulus, bisa mencapai Rp5 juta hingga Rp7,5 juta. Beberapa wilayah di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur, masih menjadi tempat ditemukannya Shogun Kebo dengan kondisi yang layak.

Shogun Kebo bukan sekadar motor bebek biasa. Ia adalah simbol dari era kejayaan motor 4-tak Suzuki, sebuah legenda yang tetap hidup di hati para penggemar otomotif. Kisah tentang bebek "kitiran" yang bertenaga ini akan terus dikenang, dan ia akan tetap menjadi salah satu ikon roda dua Indonesia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini