Jakarta – Di tengah dominasi Suzuki Carry dan Daihatsu Hijet, ada satu nama yang mungkin terlupakan, namun menyimpan sejarah dan ketangguhan tersendiri: Mitsubishi Jetstar. Lahir dari kolaborasi Mitsubishi dan Daihatsu pada tahun 1986, Jetstar bukan sekadar "anak tiri" dari kedua raksasa otomotif tersebut. Ia hadir dengan karakter unik, terutama ketangguhannya di medan pegunungan dan pedesaan.

Jetstar, yang namanya merupakan gabungan "Hijet" dan "Star," hadir sebagai pengganti Mitsubishi L100. Meski tidak sepopuler pesaingnya, Jetstar dikenal dengan daya tarik yang kuat, kelincahan, dan bahkan sering digunakan untuk balap drifting. Namun, usia Jetstar tak panjang. Mitsubishi Indonesia menghentikan produksinya pada tahun 1989.

Desain Kotak Minimalis dan Performa Maksimal

Secara desain, Jetstar mewarisi gaya kotak minimalis dari Daihatsu Hijet 1000. Penampilan Jetstar justru terlihat lebih manis dibandingkan pesaingnya. Meskipun mungil, performanya tak bisa diremehkan. Kombinasi desain menarik dan tenaga handal menjadikannya andalan di medan pegunungan.

Jetstar hadir dalam dua bentuk utama: minibus dan pick up. Varian minibus sendiri dikembangkan lebih lanjut oleh perusahaan karoseri lokal, dengan dua trim utama yaitu Jetstar Royal dan Jetstar Diplomat. Jetstar Royal menawarkan interior mewah dengan sliding door, AC Denso, tape Panasonic, dan jok tengah yang bisa diputar. Sementara Jetstar Diplomat hadir dengan fitur yang lebih sederhana. Selain itu, ada juga varian bus chassis yang menjadi basis kendaraan angkot, digarap oleh karoseri seperti New Armada, Gajah Mada, Podo Joyo, dan Arindo.

Pick Up Ringan dengan Torsi Bertenaga

Mitsubishi Jetstar pick up, ditujukan untuk sektor niaga, terkenal dengan bobot ringan dan torsi besar. Kombinasi ini membuatnya lincah di aspal, bahkan sering dimanfaatkan untuk balap drifting. Jetstar pick up juga menjadi andalan untuk membawa muatan di medan yang sulit.

Mesin Daihatsu yang Dioptimalkan Mitsubishi

Jetstar menggunakan mesin Daihatsu CB23, 1000 cc 3 silinder yang dioptimalkan oleh Mitsubishi. Perubahan pada ukuran filter udara membuat tarikan Jetstar lebih bertenaga. Mesin ini mampu menghasilkan tenaga 52 PS dengan torsi 75 Nm, cukup untuk menaklukkan tanjakan dengan konsumsi bahan bakar yang irit.

Jetstar memang tidak diproduksi dalam waktu yang lama, namun mobil ini banyak ditemukan di daerah pedesaan yang berbukit dan bergunung seperti Malang, Temanggung, Parakan dan sekitarnya. Bahkan, Jetstar juga pernah menjadi mobil angkot di beberapa kota seperti Magelang.

Harga bekas Jetstar pick up cukup beragam, mulai dari belasan hingga puluhan juta rupiah tergantung kondisi dan kelengkapan. Salah satu contohnya, sebuah Jetstar pick up tahun 1988 dijual seharga Rp 47 juta, sudah dimodifikasi dengan fog lamp, interior kulit, dan pelek racing.

Meskipun tidak sepopuler pesaingnya, Mitsubishi Jetstar tetap menjadi pilihan yang solid di masanya. Desain menarik, performa handal, dan berbagai kelebihan lainnya menjadikannya kendaraan yang tangguh dan efisien. Jetstar, si mungil penakluk tanjakan, tetap dikenang sebagai salah satu legenda otomotif Indonesia.

Fakta Singkat Mitsubishi Jetstar:

  • Tahun Rilis: 1986
  • Tahun Berhenti Produksi: 1989
  • Kapasitas Mesin: 1.000 cc 3 silinder (CB23)
  • Tenaga Maksimal: 52 PS
  • Torsi Maksimal: 75 Nm
  • Varian: Minibus, Chassis, Pick Up

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini