JAKARTA – Pemandangan anak-anak dibonceng sepeda motor, baik di pagi hari saat berangkat sekolah atau sore hari ketika pulang, sudah menjadi hal yang lumrah di Indonesia. Namun, di balik kepraktisan dan kedekatan yang tercipta, tersimpan risiko besar yang seringkali diabaikan. Banyak pengendara motor masih menyepelekan aspek keselamatan saat membonceng anak, padahal potensi bahaya mengintai di setiap perjalanan.

Menganggap sepeda motor sebagai kendaraan yang aman untuk anak adalah kesalahan fatal. Berbeda dengan mobil yang memiliki pelindung, sepeda motor adalah kendaraan terbuka yang rentan terhadap berbagai risiko kecelakaan. Lebih dari itu, kondisi anak yang masih rentan secara fisik dan psikologis juga menambah kompleksitas masalah.

Deretan Kecerobohan yang Berakibat Fatal

Sejumlah perilaku ceroboh pengendara motor saat membonceng anak seringkali kita jumpai. Berikut adalah beberapa contoh yang patut menjadi perhatian serius:

  1. Helm Bukan Sekadar Aksesori: Menganggap helm hanya sebagai pelengkap atau aksesoris adalah kesalahan fatal. Helm adalah pelindung kepala yang sangat krusial, terutama bagi anak-anak yang tengkoraknya masih dalam tahap pertumbuhan. Mengabaikan penggunaan helm sama saja dengan meletakkan anak dalam bahaya besar.
  2. Posisi di Depan: Pilihan Aman atau Justru Membahayakan? Memposisikan anak di depan pengendara, apalagi tanpa pengamanan tambahan, kerap menjadi pilihan praktis. Padahal, posisi ini justru menempatkan anak dalam posisi paling rentan jika terjadi benturan. Selain itu, pakaian yang tidak aman juga bisa memperparah risiko cedera.
  3. Kondisi Anak Sering Terlupakan: Seringkali, pengendara motor lupa bahwa anak-anak memiliki kondisi fisik dan psikis yang berbeda dengan orang dewasa. Memaksakan anak yang masih terlalu kecil, mengantuk, atau bahkan sakit untuk ikut berkendara adalah tindakan yang sangat tidak bertanggung jawab.
  4. Perjalanan Jauh Bukan untuk Anak: Membawa anak kecil dalam perjalanan jauh dengan sepeda motor, apalagi untuk keperluan mudik, adalah tindakan yang sangat berisiko. Perjalanan jauh menuntut daya tahan fisik yang tinggi, sesuatu yang belum dimiliki anak-anak.
  5. Kapasitas Berlebihan: Membonceng lebih dari satu anak sekaligus adalah tindakan yang sangat berbahaya. Selain melanggar aturan lalu lintas, kapasitas berlebih juga membuat keseimbangan motor menjadi tidak stabil dan berpotensi tinggi menimbulkan kecelakaan.

Bukan Sekadar Menghindari Petaka

Perilaku peduli keselamatan saat membonceng anak bukan hanya soal menghindari petaka, tetapi juga menanamkan nilai-nilai positif. Dengan menjadi contoh yang baik, orang tua juga sedang mengajarkan anak-anak mengenai pentingnya keselamatan berlalu lintas sejak dini.

Penting untuk diingat, setiap keputusan kita sebagai orang dewasa memiliki konsekuensi bagi anak-anak. Oleh karena itu, marilah kita menjadi pengendara motor yang bertanggung jawab, terutama ketika membawa anak tercinta. Jangan abaikan risiko, selalu utamakan keselamatan. Ingat, nyawa anak-anak jauh lebih berharga daripada sekadar mencapai tujuan dengan cepat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini