Kiprah Patrick Kluivert sebagai legenda sepak bola Belanda memang tak perlu diragukan. Namun, di balik nama besarnya, tersimpan catatan kelam yang melibatkan insiden otomotif. Munculnya namanya sebagai salah satu kandidat pelatih Timnas Indonesia, membuat kembali mencuat sorotan terhadap masa lalunya di balik setir.

Bukan soal skandal personal, kali ini kita akan menelusuri lebih dalam mengenai jejak kasus Kluivert yang terkait langsung dengan dunia otomotif. Dua insiden besar pernah melibatkan namanya: mengemudi dalam pengaruh alkohol dan kecelakaan maut yang merenggut nyawa.

Pada Desember 2001, saat masih membela Barcelona, Kluivert tertangkap polisi di Madrid. Ia kedapatan mengemudi dalam kondisi mabuk usai menenggak minuman keras. Penangkapan terjadi dini hari, sekitar pukul 03.00, setelah pertandingan Liga Champions melawan Galatasaray. Akibat perbuatannya, Kluivert harus merelakan surat izin mengemudinya dicabut dan membayar denda yang setara dengan jutaan rupiah.

Namun, insiden ini bukanlah satu-satunya. Jauh sebelumnya, pada 1995, saat usianya baru 19 tahun dan membela Ajax, Kluivert terlibat kecelakaan maut yang lebih menggemparkan. Ia dituduh menyebabkan kematian seorang pria berusia 56 tahun akibat mengemudi secara ugal-ugalan.

Kala itu, Kluivert memacu mobil BMW M3 sport miliknya dengan kecepatan 104 km/jam di jalan pemukiman yang seharusnya hanya memperbolehkan kendaraan melaju maksimal 50 km/jam. Mobilnya menghantam sedan Ford Orion yang dikemudikan korban hingga tewas. Peristiwa ini menyeret Kluivert ke meja hijau dalam proses persidangan yang panjang.

Meskipun Kluivert membantah tuduhan telah membunuh korban karena mengemudi dengan kecepatan tinggi, pengadilan tetap menyatakan ia bersalah. Ia dijatuhi hukuman 240 jam pelayanan masyarakat. Korban diketahui bernama Martin Putnam, seorang sutradara teater sekaligus pendukung Ajax.

Kasus ini juga berdampak pada perjalanan Kluivert di kemudian hari. Ia membutuhkan dokumen khusus untuk bisa memasuki wilayah Amerika Serikat ketika Barcelona menjalani laga pramusim pada 2003, sebagai akibat dari rekam jejak kriminalnya tersebut.

Kini, nama Patrick Kluivert kembali mencuat di dunia sepak bola Indonesia. Rekam jejak otomotifnya menjadi catatan penting, mengingatkan publik bahwa di balik kesuksesan seorang legenda, ada masa lalu yang tak bisa begitu saja dilupakan. Pertanyaan pun muncul: Bisakah seorang figur dengan catatan ini menjadi panutan dan membawa perubahan positif bagi sepak bola Indonesia? Waktu yang akan menjawab.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini