Jakarta – Di era awal 2000-an, saat Honda dan Yamaha berjaya di kelas sport naked, Suzuki hadir dengan pendekatan berbeda. Mereka meluncurkan Thunder 125, sebuah motor sport touring bermesin kecil yang ternyata punya daya tarik tersendiri. Lahir pada 2004, Thunder 125 dengan desain sederhana, lampu bulat, tangki besar, dan velg palang 10, menjadi pilihan para komuter harian. Namun, kini motor ini justru lebih dikenal sebagai andalan para pedagang bensin eceran.
Dari Komuter Jadi Andalan Pedagang Bensin
Suzuki Thunder 125 awalnya dirancang sebagai motor komuter yang nyaman, mewarisi ketangguhan mesin seri Honda GL. Namun, seiring waktu, ia mulai ditinggalkan penggemar motor sport karena dianggap kurang bertenaga dan kalah pamor dari motor 150cc. Kapasitas tangki bahan bakar yang mencapai 15 liter justru menjadi berkah tersendiri bagi pedagang bensin eceran. Kapasitas jumbo ini memudahkan mereka untuk membeli dan menyimpan bensin dari SPBU, terutama setelah adanya larangan penggunaan jeriken plastik. Bahkan, tak sedikit yang memodifikasi tangki Thunder 125 agar bisa menampung lebih banyak lagi.
Bukan Sekadar Tangki Jumbo
Meski identik dengan tangki besarnya, Suzuki Thunder 125 juga memiliki sejumlah keunggulan lain. Mesin 4-tak SOHC 125 cc dengan transmisi 5 percepatan, menghasilkan tenaga 11,6 PS yang cukup untuk penggunaan harian maupun touring ringan. Konsumsi bahan bakarnya pun tergolong irit, mencapai 45 km/liter berkat teknologi karburator vakum. Posisi berkendara yang nyaman dengan setang tinggi dan jok empuk membuat pengendara tidak mudah lelah, sangat cocok untuk perjalanan jauh.
Awet dan Mudah Dimodifikasi
Thunder 125 juga dikenal akan durabilitas mesin dan rangka yang baik. Mesinnya diklaim bandel, bahkan saat diisi bensin beroktan rendah dan jarang ganti oli. Banyak pengguna yang menyandingkan keawetan mesinnya dengan Honda GL series. Selain itu, motor ini juga sangat mudah dimodifikasi. Dengan harga bekas yang relatif murah, Thunder 125 menjadi bahan favorit untuk berbagai aliran modifikasi, mulai dari Jap Style, Cafe Racer, hingga Scrambler. Pengguna bisa dengan mudah melucuti body dan mendesain ulang bagian belakang, serta mengganti stang, velg, dan ban sesuai konsep yang diinginkan.
Fitur Sederhana, Harga Terjangkau
Namun, Thunder 125 juga memiliki beberapa kekurangan. Fiturnya tergolong sederhana, seperti lampu halogen, rem tromol di roda belakang, dan panel meter analog. Beberapa edisi awal bahkan tidak dilengkapi dengan kick starter. Meski demikian, kekurangan ini tertutup dengan harga bekasnya yang sangat terjangkau, berkisar antara Rp5 juta hingga Rp8 juta dalam kondisi layak pakai.
Kesimpulan
Suzuki Thunder 125 adalah bukti bahwa sebuah motor, meski tidak populer di kalangan penggemar sport, bisa menemukan ceruk pasarnya sendiri. Dari motor komuter, ia beralih menjadi andalan pedagang bensin eceran. Keunggulan tangki besar, mesin irit, posisi berkendara nyaman, serta durabilitas yang baik menjadikan Thunder 125 tetap relevan di tengah gempuran motor-motor modern. Bagi mereka yang mencari motor bekas dengan harga terjangkau, bandel, dan mudah dimodifikasi, Suzuki Thunder 125 bisa menjadi pilihan menarik.
Fakta Singkat Suzuki Thunder 125:
- Kapasitas tangki: 15 liter
- Mesin: 125 cc, 4-tak, SOHC
- Tenaga: 11,6 PS
- Torsi: 9,4 Nm
- Konsumsi BBM: Rata-rata 45 km/liter
- Harga bekas: Rp5 juta – Rp8 juta