Jakarta – Suara musik atau podcast menemani perjalanan mungkin terasa menyenangkan, namun ketika dilakukan sambil mengendarai motor, dampaknya bisa fatal. Kebiasaan menggunakan headset saat berkendara, yang kian menjamur di jalanan, ternyata menyimpan bahaya serius yang kerap diabaikan.
Bukan sekadar gangguan kecil, penggunaan headset secara langsung mereduksi kemampuan pengendara untuk merespon kondisi lingkungan sekitar. Telinga yang seharusnya menjadi "radar" pendeteksi suara, kini terisolasi dengan suara dari perangkat elektronik. Akibatnya, kewaspadaan terhadap klakson, sirene, atau bahkan suara mesin kendaraan lain, menjadi tumpul.
"Otak kita bekerja dengan mengolah informasi dari indra, termasuk telinga. Ketika telinga ‘dibajak’ oleh suara dari headset, kemampuan otak untuk bereaksi terhadap situasi darurat di jalan jadi lambat," ujar pengamat keselamatan berkendara, Bayu Pratama, saat dihubungi tim redaksi, Senin (12/8).
Bayu menjelaskan, respons pengendara saat terjadi pengereman mendadak atau ketika ada kendaraan yang tiba-tiba berpindah jalur menjadi melambat. Reaksi yang terlambat ini tentu sangat berbahaya dan meningkatkan potensi kecelakaan. Bukan hanya pengendara yang menggunakan headset yang terancam, tetapi juga pengguna jalan lain di sekitarnya.
Lebih dari sekadar risiko kecelakaan, kebiasaan ini juga melanggar hukum. Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan telah mengatur bahwa setiap pengendara wajib berkonsentrasi penuh saat berkendara. Menggunakan headset jelas-jelas masuk kategori tindakan yang mengganggu konsentrasi, dan pelanggarnya bisa dikenakan sanksi denda hingga ratusan ribu rupiah atau kurungan penjara.
"Banyak pengendara yang tahu ini salah, tetapi tetap saja melanggar," kata Bayu. Menurutnya, ini adalah masalah kesadaran. Ia mengimbau para pengendara untuk lebih bertanggung jawab dan mengutamakan keselamatan diri serta orang lain di jalan.
Pemerintah dan pihak berwajib juga didorong untuk lebih intensif melakukan sosialisasi dan penegakan hukum. Operasi penertiban dan kampanye keselamatan berkendara perlu terus dilakukan untuk menekan angka kecelakaan yang disebabkan oleh faktor kurang konsentrasi, salah satunya akibat penggunaan headset.
"Keselamatan bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga negara. Pemerintah perlu hadir untuk melindungi warganya dari perilaku berkendara yang membahayakan," tegas Bayu.
Jadi, demi keamanan dan keselamatan bersama, mari tinggalkan kebiasaan menggunakan headset saat berkendara. Jadikan jalan raya tempat yang aman dan nyaman bagi semua.