JAKARTA – Berkendara, aktivitas yang sehari-hari kita lakukan, ternyata menyimpan potensi bahaya tersembunyi: serangan jantung. Bukan hanya saat berolahraga, kondisi ini bisa menyerang siapa saja, kapan saja, termasuk saat kita berada di balik kemudi. Jika terjadi saat berkendara, akibatnya bisa fatal, bahkan memicu kecelakaan lalu lintas yang merenggut nyawa.

Bayangkan, di tengah padatnya lalu lintas, tiba-tiba dada terasa sesak, nyeri menjalar, dan pandangan berkunang-kunang. Kehilangan kendali atas mobil di kecepatan tinggi bukan lagi sekadar kemungkinan, melainkan ancaman nyata. Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah petaka ini?

Emosi yang Tak Terkendali, Musuh Utama di Jalan

Salah satu pemicu serangan jantung saat berkendara adalah emosi yang meletup-letup. Agresivitas di jalan raya, yang seringkali dipicu oleh situasi yang menjengkelkan, ternyata memacu adrenalin dan meningkatkan kerja jantung secara signifikan. Tanpa disadari, irama jantung yang berpacu kencang adalah bom waktu yang siap meledak.

Oleh karena itu, kendalikan emosi adalah kunci. Jadilah pengemudi yang sabar dan tenang. Jangan mudah terpancing provokasi atau perilaku pengemudi lain yang kurang tertib. Mengalah bukan berarti kalah, melainkan bentuk pengendalian diri untuk keselamatan bersama.

Berkendara, Aktivitas yang Menguras Energi

Banyak yang meremehkan bahwa berkendara, terutama dalam durasi panjang, adalah aktivitas yang cukup menguras energi. Fokus yang tinggi, ditambah dengan tekanan dari lalu lintas yang padat, membuat tubuh dan pikiran kita bekerja keras. Jika kondisi fisik tidak prima, risiko serangan jantung akan meningkat.

Istirahat yang cukup adalah modal utama sebelum berkendara. Tidur minimal 6 jam di malam hari sangat disarankan. Jika melakukan perjalanan jauh, jangan lupa untuk beristirahat setiap 2 jam sekali. Jangan memaksakan diri terus berada di balik kemudi meskipun merasa kuat. Beri tubuh kesempatan untuk memulihkan stamina.

Pola Hidup Sehat, Investasi Jangka Panjang

Serangan jantung, terutama pada usia muda, seringkali dipicu oleh pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat. Hindari makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol. Jauhi minuman bersoda dan berkafein saat berkendara karena dapat memacu kerja jantung. Perbanyak konsumsi air putih untuk menjaga kelancaran sirkulasi darah.

Penting juga untuk mengelola stres dengan baik, baik di dalam maupun di luar mobil. Stres yang menumpuk dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Lakukan aktivitas yang dapat membantu meredakan stres, seperti meditasi atau olahraga ringan.

Serangan jantung saat berkendara memang bukan perkara sepele. Namun, dengan kesadaran dan upaya pencegahan yang tepat, kita bisa meminimalkan risiko. Berkendara aman bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang-orang di sekitar kita.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini