Jakarta – Toyota Fortuner, SUV bongsor yang populer di Indonesia, hadir dengan dua pilihan mesin: bensin dan diesel. Namun, benarkah varian bensin selalu dianggap boros dan kalah saing dengan versi diesel? Artikel ini akan mengupas tuntas perbandingan konsumsi bahan bakar kedua varian tersebut, serta melihat sejarah perjalanan Fortuner di Tanah Air.
Sejarah Fortuner di Indonesia: Dari Bensin ke Diesel
Fortuner pertama kali mengaspal di Indonesia pada tahun 2005, didatangkan langsung dari Thailand dalam bentuk CBU. Saat itu, hanya tersedia pilihan mesin bensin 2TR-FE yang menghasilkan tenaga 161 hp. Setahun kemudian, Toyota mulai merakit Fortuner secara lokal di Karawang, Jawa Barat, dengan 45 persen komponen lokal.
Perjalanan Fortuner terus berlanjut, dan pada tahun 2007, varian diesel dengan kode 2KD-FTV hadir, diawali dengan satu pilihan varian 2.5 G MT. Sejak saat itu, Fortuner diesel mulai mendominasi pasar, seiring dengan stigma bahwa versi bensin lebih boros. Pada tahun 2012, mesin diesel Fortuner mendapatkan upgrade teknologi VNT (Variable Nozzle Turbo), meningkatkan tenaganya menjadi 144 hp.
Seiring berjalannya waktu, varian bensin Fortuner semakin ditinggalkan. Bahkan, pada model facelift 2021, Toyota menghilangkan varian bensin sepenuhnya.
Konsumsi Bahan Bakar: Pertempuran Bensin vs Diesel
Konsumsi bahan bakar memang menjadi salah satu faktor pertimbangan utama bagi calon pembeli mobil. Bagaimana perbandingan konsumsi bahan bakar Fortuner bensin dan diesel?
- Fortuner Bensin:
- Dalam Kota: Konsumsi bahan bakar rata-rata sekitar 9 km/liter, angka yang bisa turun di kondisi lalu lintas padat.
- Luar Kota: Konsumsi bahan bakar bisa mencapai 11-12 km/liter pada kondisi jalan lancar dan trek lurus.
- Fortuner Diesel:
- Dalam Kota: Konsumsi bahan bakar lebih baik, mencapai sekitar 12 km/liter, meskipun kondisi stop and go tetap memengaruhi.
- Luar Kota: Unggul jauh dengan konsumsi bahan bakar sekitar 16 km/liter, berkat efisiensi mesin diesel di kecepatan konstan.
Dari data di atas, jelas bahwa Fortuner diesel lebih unggul dalam hal efisiensi bahan bakar, terutama untuk perjalanan luar kota. Namun, perlu diingat bahwa gaya mengemudi juga sangat berpengaruh. Pengendara yang agresif tentu akan mendapatkan angka konsumsi bahan bakar yang berbeda.
Faktor Lain yang Mempengaruhi Konsumsi Bahan Bakar
Selain jenis mesin, ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi konsumsi bahan bakar:
- Kondisi Jalan: Kondisi jalan macet dan stop and go akan membuat konsumsi bahan bakar lebih boros, terutama pada mesin bensin.
- Gaya Mengemudi: Pengendara yang sering melakukan akselerasi dan pengereman mendadak akan menghabiskan lebih banyak bahan bakar.
- Mode Berkendara: Beberapa Fortuner terbaru memiliki mode berkendara Eco dan Power. Mode Eco dapat membantu menghemat bahan bakar dengan mengurangi performa mesin.
- Kondisi Kendaraan: Kondisi ban, tekanan angin, dan perawatan mesin yang buruk juga dapat memengaruhi konsumsi bahan bakar.
Kesimpulan: Diesel Unggul, Bensin Mulai Terlupakan
Toyota Fortuner diesel jelas lebih unggul dalam hal efisiensi bahan bakar, terutama untuk penggunaan sehari-hari dan perjalanan jarak jauh. Tidak heran jika varian bensin kini semakin jarang terlihat di jalanan.
Namun, perlu diingat bahwa selera dan kebutuhan setiap orang berbeda. Jika Anda menginginkan performa yang lebih responsif di putaran atas, varian bensin mungkin masih bisa dipertimbangkan, meskipun harus mengorbankan efisiensi bahan bakar.
Pada akhirnya, pilihan antara Fortuner bensin dan diesel kembali lagi pada preferensi dan kebutuhan masing-masing. Yang jelas, Fortuner tetap menjadi SUV tangguh dan nyaman yang digemari banyak orang di Indonesia.