Jakarta – Isuzu Panther, MPV diesel yang pernah merajai jalanan Indonesia, kini menghadapi tantangan berat. Popularitasnya yang dulu meroket berkat keiritan bahan bakar dan ketangguhan mesin, kini mulai meredup di tengah gempuran mobil-mobil modern.

Era 90-an adalah masa kejayaan Panther. Mesin diesel 2.200 cc yang diusungnya, baik dengan sistem indirect injection maupun direct injection, terbukti tangguh dan handal melibas berbagai medan jalan. Keiritan bahan bakar dan biaya perawatan yang terjangkau menjadi daya tarik utama bagi konsumen. Tak heran, Panther menjadi pilihan keluarga Indonesia dan pengusaha yang membutuhkan kendaraan niaga serbaguna.

Transformasi desain pun sempat dilakukan dengan menghadirkan model kapsul yang lebih modern di era 2000-an. Mesin turbo juga turut disematkan, memberikan sentuhan performa lebih. Namun, setelah generasi keempat hadir di tahun 2005, perubahan signifikan nyaris tak pernah dilakukan. Facelift yang terjadi hanya bersifat kosmetik, tidak ada sentuhan teknologi atau desain revolusioner.

Kondisi ini membuat Panther harus menghadapi persaingan yang semakin ketat. Toyota Kijang Diesel dan Mitsubishi Kuda menjadi pesaing kuat yang terus berinovasi, sementara Panther seolah stagnan. Akibatnya, penjualan Panther terus merosot. Dari ribuan unit pada tahun 2012, penjualan turun drastis menjadi ratusan unit di tahun 2020.

Meski demikian, Isuzu Panther tetap bertahan di pasaran. Loyalitas para pengguna setia yang sudah merasakan kehandalan Panther sejak lama, menjadi alasan utama mengapa produksi mobil ini masih terus berjalan. Mereka menganggap Panther bukan sekadar mobil, tapi juga bagian dari sejarah dan kenangan.

Saat ini, Isuzu Panther masih dipasarkan dalam empat pilihan varian dengan kapasitas 8 penumpang. Namun, harga yang mulai merangkak naik menjadi pertimbangan bagi sebagian konsumen. Statusnya sebagai kendaraan berstandar emisi EURO2 juga menjadi kendala di tengah aturan pemerintah yang semakin ketat terhadap standar emisi gas buang.

Pertanyaannya, mampukah Isuzu Panther mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan yang semakin ketat? Ataukah legenda diesel ini akan benar-benar tergerus oleh zaman? Kita tunggu saja perkembangannya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini