Jakarta – Aksi demonstrasi yang dilakukan ratusan buruh dari tiga provinsi di depan Istana Negara hari ini, Kamis (30/1/2020), berujung pada penutupan sementara Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Massa yang datang dari DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat ini menyuarakan penolakan terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja.

Demo ini dipicu oleh sejumlah poin krusial dalam RUU yang dianggap merugikan kaum buruh. Beberapa di antaranya adalah ketidakjelasan pengaturan cuti hamil, penghapusan sanksi bagi pengusaha yang melanggar hak buruh, potensi pelonggaran penggunaan tenaga kerja asing, serta sistem pengupahan yang didasarkan pada perhitungan jam kerja. Poin-poin ini menjadi pemicu kekhawatiran dan keresahan buruh yang merasa hak-hak mereka terancam.

Pantauan di lokasi, massa aksi mulai berkumpul di Taman Pandang dengan membawa atribut seperti spanduk dan mobil komando. Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat, melalui Komisaris Besar Pol. Heru Novianto, memastikan bahwa situasi unjuk rasa masih terkendali. Pihak kepolisian juga telah melakukan pengamanan dengan menempatkan barikade di sekitar lokasi.

Penutupan jalan dilakukan pada ruas Jalan Medan Merdeka Barat dari arah Harmoni menuju Hotel Indonesia. Sementara itu, ruas jalan sebaliknya dari Hotel Indonesia menuju Harmoni masih dapat dilalui kendaraan. Ini dilakukan untuk memastikan kelancaran arus lalu lintas di jalur yang tidak terdampak langsung aksi demonstrasi.

"Situasi kondusif, masih bisa terkontrol. Jalur yang kita tutup hanya di Medan Merdeka Barat saja. Yang lain masih terbuka seperti biasa," ujar Kombes Heru kepada wartawan.

Aksi unjuk rasa ini menjadi sorotan publik, mengingat isu RUU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja yang kontroversial dan menuai banyak kritik dari berbagai kalangan. Buruh berharap agar suara mereka didengar oleh pemerintah dan RUU yang dinilai merugikan dapat dikaji ulang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini