Jakarta – Lebih dari sekadar kendaraan, Mercedes-Benz telah lama menjadi simbol status dan kemewahan di Indonesia. Merek asal Jerman ini bukan hanya sekadar mobil, tetapi juga bagian dari sejarah transportasi dan budaya bangsa. Mari kita telusuri jejak panjang Mercedes-Benz di Tanah Air, dari awal kemunculannya hingga menjadi pilihan para elite dan kolektor mobil klasik.

Awal Mula di Era Kerajaan

Siapa sangka, mobil pertama yang mengaspal di Indonesia adalah sebuah Mercedes-Benz? Bukan mobil mewah masa kini, melainkan Benz Victoria Phaeton yang didatangkan oleh Sultan Surakarta Pakoe Boewono X pada tahun 1894. Kendaraan berkekuatan 5 hp ini menjadi saksi bisu peralihan dari transportasi tradisional kereta kuda ke kendaraan bermotor. Masyarakat Jawa kala itu bahkan menjulukinya "Kereta Setan" karena keheranan mereka terhadap teknologi baru ini.

Seiring waktu, Mercedes-Benz terus berinovasi. Model-model seperti Britze Daimler pada 1907 dan 500 K pada 1934 juga hadir di Indonesia, kembali melalui peran Pakoe Boewono X. 500 K, dengan mesin 8 silinder dan supercharger, bahkan mampu melesat hingga 160 km/jam, sebuah kecepatan yang fantastis di zamannya.

Perkembangan Industri dan Produksi Lokal

Era modern Mercedes-Benz di Indonesia dimulai pada tahun 1970, ketika PT Star Motors Indonesia menjadi Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM). Kolaborasi dengan Daimler-Benz AG ini membuka jalan bagi pendirian pabrik perakitan PT German Motor Manufacturing di Tanjung Priok. Produksi awal difokuskan pada kendaraan komersial 911, namun tak lama kemudian disusul dengan model penumpang seperti 200, 240 D, dan 280 yang dikenal dengan kode W115.

Pertumbuhan pesat mendorong Mercedes-Benz untuk mendirikan pabrik perakitan baru di Wanaherang, Bogor, pada tahun 1982. Dari pabrik ini, berbagai model premium seperti C-Class, E-Class, S-Class, hingga SUV seperti GLC, GLE, dan GLS lahir. Bahkan, lini produk truk Axor dan sasis bus juga turut diproduksi, menunjukkan komitmen Mercedes-Benz dalam memenuhi kebutuhan transportasi di Indonesia.

Mobil Bekas: Mewah dengan Harga Lebih Ramah

Citra Mercedes-Benz sebagai mobil premium memang melekat kuat. Namun, bukan berarti masyarakat dengan budget terbatas tidak bisa menikmati sensasi berkendara ala Eropa. Pasar mobil bekas menawarkan pilihan yang menarik dengan harga yang lebih terjangkau.

Beberapa model Mercedes-Benz bekas yang populer di Indonesia antara lain:

  • Mercy Boxer W124: Sedan klasik dengan desain abadi dan mesin tangguh. Harga berkisar antara Rp 55 juta hingga Rp 109 juta.
  • C-Class W202: Sedan entry-level yang masih diminati hingga kini. Harga mulai dari Rp 40 juta hingga Rp 150 juta.
  • E-Class: Sedan bisnis yang nyaman dengan berbagai pilihan model. Harga pasarannya mulai dari Rp 60 juta hingga Rp 120 jutaan.
  • S-Class: Sedan mewah yang kerap digunakan pejabat tinggi. Harga mulai dari Rp 100 jutaan hingga Rp 210 jutaan.
  • G-Class: SUV tangguh dengan harga fantastis, mulai dari Rp 900 jutaan hingga Rp 4 miliar.

Harga-harga tersebut tentu saja bervariasi, tergantung pada kondisi kendaraan, tahun produksi, varian, dan fitur tambahan. Namun, satu hal yang pasti, Mercedes-Benz bekas tetap menawarkan pengalaman berkendara premium dengan sentuhan kemewahan yang khas.

Lebih dari Sekadar Mobil

Mercedes-Benz bukan hanya sebuah merek mobil, tetapi juga bagian dari perjalanan sejarah otomotif Indonesia. Dari kereta kuda bermotor hingga mobil-mobil canggih masa kini, Mercedes-Benz terus berinovasi dan menjadi pilihan utama bagi mereka yang menghargai kualitas, kemewahan, dan performa. Dengan pilihan mobil bekas yang semakin beragam, impian untuk memiliki kendaraan berlogo tiga bintang pun semakin mudah diwujudkan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini