LAS VEGAS – Sebuah insiden mengerikan terjadi di luar hotel milik Donald Trump di Las Vegas, Amerika Serikat pada Rabu (1/1/2025). Sebuah Tesla Cybertruck meledak dan terbakar, mengakibatkan satu orang tewas dan tujuh lainnya terluka. Ledakan tersebut memicu kepanikan dan evakuasi hotel.

CEO Tesla, Elon Musk, segera memberikan klarifikasi melalui platform X. Ia menegaskan bahwa ledakan tersebut bukan disebabkan oleh masalah baterai atau komponen elektrikal pada Cybertruck. Menurut Musk, investigasi awal menunjukkan bahwa mobil listrik tersebut mengangkut kembang api dalam jumlah besar atau bahkan bom di dalam kabinnya.

"Kami telah mengkonfirmasi bahwa ledakan itu disebabkan oleh kembang api yang sangat besar atau bom yang dibawa di dalam Cybertruck sewaan, dan tidak ada hubungannya dengan kendaraan itu sendiri," tulis Musk di X. "Semua data telemetri kendaraan menunjukkan dalam keadaan baik pada saat ledakan," tambahnya.

Rekaman video yang beredar menunjukkan Cybertruck tersebut awalnya terparkir di pintu masuk hotel sebelum tiba-tiba terbakar dan meledak. Ledakan itu menghasilkan percikan api dan asap tebal, membuat suasana menjadi mencekam.

"Satu orang meninggal di dalam Cybertruck," ujar McMahill, seorang petugas yang menangani insiden tersebut. Sementara itu, tujuh orang lainnya mengalami luka ringan. Hotel tempat kejadian segera dievakuasi untuk memastikan keselamatan para tamu.

Baik Donald Trump maupun Elon Musk tidak berada di Las Vegas saat kejadian. Keduanya diketahui sedang menghadiri perayaan malam tahun baru di perkebunan Trump di Florida Selatan.

Mantan Presiden AS, Joe Biden, menyatakan bahwa pihak berwenang sedang menyelidiki kemungkinan adanya kaitan antara ledakan ini dengan serangan yang terjadi sebelumnya di New Orleans. Di sana, sebuah truk menabrak kerumunan orang dan menewaskan sedikitnya 15 orang serta melukai puluhan lainnya. Menariknya, truk yang digunakan dalam insiden di New Orleans juga merupakan kendaraan sewaan melalui aplikasi Turo, sama dengan Cybertruck yang meledak di Las Vegas.

Jeremy Schwartz, penjabat agen khusus yang bertanggung jawab atas kantor FBI di Las Vegas, mengatakan bahwa fokus utama saat ini adalah mengidentifikasi individu yang terlibat dalam insiden ini. "Setelah itu, tujuan kedua kami adalah untuk menentukan apakah ini merupakan tindakan terorisme atau bukan," kata Schwartz dikutip dari AFP.

Seorang saksi mata bernama Ana Bruce mengungkapkan bahwa ia mendengar tiga ledakan berturut-turut. "Yang pertama kami melihat api, yang kedua, saya kira adalah baterai atau sesuatu seperti itu, dan yang ketiga merupakan yang terbesar bikin asap mengepul di seluruh area," ujar Bruce menggambarkan detik-detik mencekam saat kejadian.

Penyelidikan terkait insiden ini masih terus berlangsung. Pihak berwenang berupaya mengungkap motif dan pihak yang bertanggung jawab atas ledakan Cybertruck yang mengejutkan ini. Keamanan publik di Las Vegas ditingkatkan pasca kejadian tersebut.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini