Jakarta – Awal tahun 2025 membawa perubahan signifikan di dunia otomotif. PT Pertamina (Persero) mengumumkan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya untuk jenis nonsubsidi. Kenaikan harga ini terutama menyasar Pertamax, Pertamax Green, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex. Sementara itu, BBM subsidi seperti Biosolar dan Pertalite masih tetap pada harga lama, masing-masing Rp 6.800 dan Rp 10.000 per liter.
Keputusan kenaikan harga Pertamax ini tentu berdampak pada pengeluaran para pemilik kendaraan. Meski demikian, Pertamina belum memberikan rincian besaran kenaikan harga per liter untuk masing-masing jenis BBM nonsubsidi tersebut.
Di tengah kenaikan harga Pertamax, pemerintah juga masih terus mengkaji pembatasan penggunaan Pertalite. Rencananya, tidak semua mobil akan diizinkan lagi menggunakan BBM RON 90 ini. Revisi Peraturan Presiden No. 191 Tahun 2014 tentang pembatasan distribusi BBM bersubsidi jenis Pertalite menjadi dasar dari upaya ini, meskipun sampai saat ini belum diresmikan. Tujuannya jelas, memastikan penyaluran subsidi lebih tepat sasaran, terutama bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
Namun, di sisi lain, ada angin segar bagi sebagian pemilik mobil. Daftar mobil yang masih boleh mengonsumsi Pertalite di tahun 2025 akan segera dirilis. Ini tentunya menjadi informasi penting bagi pemilik kendaraan yang selama ini mengandalkan Pertalite sebagai bahan bakar sehari-hari.
Perawatan Mobil, Jangan Anggap Sepele!
Selain isu BBM, ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan pemilik kendaraan. Salah satunya adalah kebiasaan memanaskan mesin motor matik. Memanaskan mesin memang penting, namun jangan sampai berlebihan. Jika terlalu lama, efeknya bisa merugikan komponen mesin dan performa kendaraan secara keseluruhan. Efek buruk ini terutama sangat terasa pada motor matik dengan transmisi otomatis.
Kemudian, ada juga kebiasaan buruk menambah oli mesin yang tidak disarankan. Memang, mengecek level dan kualitas oli mesin secara rutin adalah wajib. Namun, menambah oli secara sembarangan, terutama dalam kondisi tertentu, justru dapat berpotensi menimbulkan masalah.
Terakhir, pemilihan oli mesin juga tidak boleh sembarangan. Di pasaran, ada berbagai macam oli dengan tingkat kekentalan (viskositas) berbeda. Oli encer dan oli kental memiliki karakteristik masing-masing. Pemilihan oli yang tepat sangat krusial dan harus disesuaikan dengan spesifikasi mesin mobil modern. Standar viskositas oli mesin biasanya tercantum pada kemasan, dan bisa merujuk pada standar yang ditetapkan oleh Society of Automotive Engineers (SAE).
Dengan pemahaman yang baik tentang isu BBM, perawatan mesin, dan pemilihan oli yang tepat, pemilik kendaraan diharapkan bisa menjaga performa dan usia pakai kendaraan mereka. Selalu ikuti perkembangan berita otomotif untuk mendapatkan informasi terbaru dan terpercaya.